Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pekan Depan Bakal Menguat Terbatas, Ini Pendorongnya

Kompas.com - 25/01/2020, 17:23 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bakal bergerak terbatas selama sepekan mendatang. Hal ini dinilai akibat beberapa faktor yang mempengaruhi.

Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee memproyeksikan support IHSG pekan depan akan berada di level 6.218 sampai 6200.

"Resistancs IHSG di level 6.256 sampai 6.312. Cenderung BOW di pasar," ujar Hans dalam keterangannya, Sabtu (25/1/2020).

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Pekan Depan, Ini Penopangnya

Hans mengatakan faktor pendorongnya antara lain kisruh pembubaran reksa dana terbukti masih menekan kinerja IHSG, yang dalam beberapa pekan terakhir di tengah optimisme penandatangan fase satu perang dagang AS China mengalami tekanan turun.

Menurutnya, ketika indeks Dow Jones membuat rekor kenaikan baru, IHSG masih tertekan akibat aksi jual reksa dana yang dibubarkan.

Beberapa saham blue chip yang ada didalam list produk yang dibubarkan telah mengalami tekanan jual.

Lebih dari 35 reksa dana yang nilai aktiva bersihnya turun lebih dari 50 persen ketika melakukan rebalancing untuk mengembalikan dana nasabah juga pasti akan menekan IHSG ke depannya.

"Belum lagi pembekuan 800 rekening nasabah kami perkirakan akan menimbulkan sentimen negatif di pasar. Melihat pola IHSG uyng turun hampir sepekan penuh membuka peluang IHSG rebound terbatas. Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas," terang Hans.

Baca juga: Terimbas Konflik AS dan Iran, IHSG Bisa Jeblok

Sementara itu, masalah virus Corona di China yang membuat pasar Asia dan global mengalami tekanan.

"Berita utama pekan ini tentu saja virus Corona di China, dimana pasar Asia dan global sempat tertekan karena kekawatiran penyebarannya," jelasnya.

Tercatat per Jumat (24/1/2020), jumlah kasus sudah mencapai 830 orang dengan 25 orang meninggal dunia.

Ia mengatakan pasar saham dunia sempat stabil setelah pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa wabah virus Corona belum menjadi keadaan darurat global.

Di sisi lain, tindakan cepat oleh pihak China untuk menahan penyebaran virus pernafasan ini dengan menghentikan perjalanan masuk dan keluar dari kota Wuhan, tempat virus itu berasal patut diacungi jempol.

"Ini memberikan keyakinan bahwa wabah yang terjadi tidak mengakibatkan pandemi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global," jelasnya.

Baca juga: Simak, Ini Perkiraan Pergerakan IHSG Pekan Depan

Tetapi di sisi lain, tahun baru Imlek dimana banyak warga melakukan perjalanan di dalam maupun luar negeri menimbulkan kekawatiran di pasar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com