Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Virus Corona Timbulkan Pesimisme di Perekonomian

Kompas.com - 28/01/2020, 13:24 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menyoroti dampak dari virus corona yang muncul dari Wuhan, China sejak akhir tahun lalu.

Berdasarkan data terakhir, total kematian akibat virus corona telah mencapai 106 orang dan 4.515 orang telah terkonfirmasi positif terinfeksi virus tersebut.

Sri Mulyani mengatakan akibat kemunculan virus corona tersebut, optimisme yang muncul di akhir tahun lalu mengenai prospek perekonomian sirna.

Baca juga: Ekonom: Virus Corona Tak Akan Berdampak Signifikan ke Ekonomi RI

Pasalnya, virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut merebak tepat ketika perayaan Tahun Baru China yang umumnya menjadi momentum Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan konsumsi domestik.

"Corona virus ini menimbulkan pesimisme yang menggulung ekonomi pada Januari. Yang biasanya Chinese New Year dianggap sebagai salah satu momentum China bisa meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui domestic factor, yaitu konsumsi mereka, tapi dengan adanya corona virus dan kemudian terhadi policy lock down, maka seluruh potensi pertumbuhan ekonomi China dari domestic demand enggak realized," ujar dia ketika memberi paparan kepada Anggota Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

"China kehilangan momentum karena persis terjadi Chinese New Year yang bahkan liburnya diperpanjang sampai early Februari," ujar dia.

Baca juga: Pemerintah: Belum Ada Pekerja Migran Indonesia yang Terpapar Virus Corona

Sri Mulyani pun memandang jika berkaca dari kondisi virus SARS yang sempat merebak di tahun 2003 yang berasal dari Provinsi Guangdong.

Dia mengatakan, kala itu SARS terjadi di 1 kuartal pertama yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian China di dua kuartal berikutnya.

"Ini menggambarkan bahwa risiko itu bisa unpredictable dan very volatile jadi semua negara wajib selalu mewaspadai dan menyiapkan instrumen kebijakan dalam menghadapi satu sisi keinginan untuk terus tumbuh dan dis sisi lain keinginan untuk terus menjaga momentum," ujar dia.

Namun demikian, Sri Mulyani tetap optimistis hingga akhir tahun kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap terjaga di kisaran 5 persen.

Hal tersebut didukung dengan tetap kuatnya konsumsi domestik di dalam negeri.

"Tapi kita enggak bisa buta terhadap environment. Sekarang ini unpredictable dan volatility-nya diakui menjadi sangat tinggi dan sering enggak terbaca oleh yang namanya risiko," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com