JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama kerap disapa Ahok beberapa waktu lalu menghadiri rapat koordinasi (rakor) mengenai lifting minyak dan gas (migas).
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut?
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ingin memacu kinerja migas agar segera bisa memproduksi energi minyak sebesar 1 juta barrel per hari (BPOD) pada 2025 dari target sebelumnya 2030.
Baca juga: Cerita Ahok soal Revitalisasi Monas
Hal tersebut menjadi tanggung jawab Ahok sebagai pengawas dari perusahaan tersebut untuk dapat memastikan agar lifting minyak 1 juta BPOD tercapai.
"Kita mau target 1 juta barrel itu tahunnya dipercepat. Mereka bilang 2030, saya minta 2025. Mau cepat saja, kan bagus nih ngurangi impor energi," kata Luhut di Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Luhut memastikan, energi minyak dalam negeri mampu menghasilkan 1,7 miliar BPOD, apabila pengerjaan pengeboran sumur di hulu migas oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dibantu oleh SKK Migas dapat terwujud. Untuk mempercepat lifting minyak, maka akan ada pertemuan kembali membahas hal tersebut.
"Senin (3/2/2020), Pak Purbaya, Pak Buyung dengan SKK Migas bakal bicara teknis. Kan ada 23 sumur yang bisa dikerjakan untuk ditingkatkan," ucapnya.
Baca juga: Harga Minyak Anjlok Gara-gara Virus Corona
Dalam kesempatan tersebut, Komisaris Utama Pertamina, Ahok, enggan berbicara detail apa langkah-langkah yang harus dilakukan agar mampu mencapai produksi minyak 1 juta BPOD.
"Tanya Pak Direktur (SKK Migas) saja. Kita hanya membahas peningkatan minyak saja, hambatannya apa, itu mau kita selesaikan," ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.