Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Rute China Ditutup, Menhub Usul Pesawat Digunakan ke Negara Ini

Kompas.com - 04/02/2020, 06:39 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, pihaknya akan segera menginisiasi pemanfaatan utilisasi pesawat, yang sebelumnya digunakan untuk dari dan tujuan China, nantinya digunakan ke daerah potensial lain, seperti Australia, Nepal, India, dan Pakistan.

Langkah ini menyusul keputusan pemerintah yang akan menutup rute penerbangan dari dan ke China pada Rabu (5/2/2020).

“Untuk tujuan negara–negara yang belum memiliki konektivitas maksimal akan dibahas detail oleh Dirjen Perhubungan Udara,“ ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Penerbangan ke China Dibatalkan, Penumpang Bisa Minta Refund

Rencana tersebut diusulkan oleh Kementerian Perhubungan guna mengatasi potensi meruginya maskapai akibat pesawat yang tidak aktif.

Sementara untuk mengatasi potensi kerugian masyarakat, mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu sudah memerintahkan Dirjen Perhubungan Udara untuk berkoordinasi dan memberi solusi bagi maskapai ataupun penumpang yang telah memiliki tiket dari dan ke China.

Salah satu permintaan yang disampaikan oleh Kemenhub adalah disediakannya kebijakan uang kembali atau refund oleh maskapai.

“Nanti akan dibahas detailnya, refund tiket bisa ditukar dalam bentuk pengalihan tujuan penerbangan lain yang tidak dilarang pemerintah maupun untuk tujuan yang sama (China) jika nanti penundaan sudah dicabut,” tuturnya.

Baca juga: Citilink Hentikan Sementara Penerbangan dari dan ke China

Budi mengatakan, pemerintah berencana melakukan pengkajian terkait dampak penundaan sementara seluruh penerbangan dari dan ke China terhadap perekonomian nasional.

Kajian ini akan dibahas langsung dalam agenda rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan pihak-pihak terkait.

"Kebijakan penundaan penerbangan yang dilakukan ini adalah upaya bagaimana melindungi warga negara Indonesia dari penyebaran virus corona,” ucapnya.

Budi memastikan bahwa pihaknya sudah mendata dampak-dampak apa saja yang dirasakan akibat keputusan ini.

Seperti halnya jumlah penumpang penerbangan yang terdampak penundaan penerbangan, ataupun kemungkinan pemanfaatan pengalihan penerbangan yang menuju China ke negara lain.

Sebagai informasi, menyusul peningkatan skala epidemik virus corona dan status darurat global yang ditetapkan WHO, dan sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rapat Terbatas pada Minggu 2 Ferbuari 2020, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memutuskan menunda penerbangan sementara dari dan ke seluruh destinasi di China.

Penundaan berlaku mulai hari Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB, sampai dengan batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Dengan keputusan ini, seluruh maskapai Indonesia diminta untuk menunda seluruh rencana penerbangan dari dan ke seluruh destinasi di RRT sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Baca juga: Asosiasi Pilot American Airlines Minta Agar Penerbangan AS - China Dihentikan Sementara

Demikian pula maskapai asing yang melakukan penerbangan dari China menuju Indonesia, termasuk penerbangan transit dari China, diminta untuk menunda sementara penerbangan menuju Indonesia.

Pemerintah meminta maskapai nasional maupun asing untuk mempersiapkan diri dengan tetap mengutamakan kepentingan konsumen dan menyampaikan rencana penundaan sedini mungkin sesuai prosedur yang berlaku agar kerugian penumpang dapat diminimalisasi.

Saat ini tercatat lima maskapai nasional yang mengoperasikan penerbangan ke China, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air.

Baca juga: Mulai Rabu, Garuda Hentikan Sementara Penerbangan dari dan ke China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com