JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP (PEP) mencatat, total pendapatan (gross revenue) sepanjang tahun lalu sebesar 3,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 49,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dollar AS). Realisasi ini meleset dari target perusahaan.
Direktur Utama PEP Nanang Abdul Manaf mengatakan, pihaknya menargetkan total pendapatan sepanjang tahun lalu sebesar 3,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 53,3 triliun.
"Dari sisi finansial target rencana (total pendapatan) 2019 3,808 miliar dollar AS. Realisasi kami sebesar 3,555 dollar AS," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Bukan hanya pendapatan, PEP juga mencatat laba perusahaan meleset dari target.
Nanang menyebutkan, realisasi laba (net contractor) PEP sepanjang tahun 2019 sebesar 639 juta dollar AS atau setara Rp 8,9 triliun. Padahal, target laba PEP tahun lalu sebesar 758 juta dollar AS atau setara Rp 10,5 triliun.
Harga minyak atau ICP yang juga meleset dari proyeksi pemerintah disebut sebagai alasan utama kinerja keuangan perusahaan tidak mencapai target.
"Asumsi APBN 2019, harga minyak 70 dollar AS per barel, realisasinya hanya 62,7 dollar AS per barel. Jadi perkiraan harga minyak cukup besar defiasinya dengan realisasinya," kata Nanang.
Secara lebih detail, sepanjang tahun lalu realisasi belanja atau expenditure PEP sebesar 1,8 miliar dollar AS, lebih rendah dari target 1,9 miliar dollar AS.
"Jadi kita bisa lebih hemat dan efisien dari target," ujarnya.
Kemudian, untuk cost recoverable sebesar 1,9 miliar dollar AS, lebih tinggi dari target sebesar 1,5 miliar dollar AS.
Sepanjang tahun lalu PEP juga sudah menyetor uang (GOI) kepada pemerintah sebesar 958 juta dollar AS, lebih rendah dari target sebesar 1,1 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.