Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Papua Terkontraksi 15,72 Persen, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 05/02/2020, 16:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua terkontraksi hingga 7,4 persen pada kuartal IV 2019.

Namun bila dirinci, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara dan Papua Barat masih mengalami pertumbuhan.

Sebaliknya, Provinsi Papua mengalami kontraksi pertumbuhan cukup dalam sebesar 15,72 persen.

Baca juga: 2019, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,02 Persen

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab terkontraksinya ekonomi Papua dipengaruhi oleh turunnya produksi PT Freeport Indonesia.

Seperti diketahui, Freeport tengah melakukan pengalihan sistem tambang menjadi tambang bawah tanah setelah sebelumnya mengadopsi sistem tambang terbuka.

"Penyebab utamanya adalah Freeport penurunan produksi karena ada pengalihan sistem tambang yang ada di sana. Itu yang menyebabkan papua kontraksi cukup dalam 15 persen pada tahun 2019," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Baca juga: Freeport Buka-bukaan, Proyek Smelter hingga Berhentinya Aktivitas di Grasberg

Lebih lanjut, Suhariyanto menuturkan, ekonomi Papua memang telah terkontraksi sejak kuartal III 2018. Sepanjang 2019, perekonomian Papua selalu mengalami kontraksi.

"Ekonomi Papua mengalami pertumbuhan negatif, kalau kita lihat triwulan I, II, III, IV tahun 2019 perekonomian Papua selalu mengalami kontraksi," ungkap Suhariyanto.

Sedangkan, perekonomian provinsi lainnya tercatat mengalami pertumbuhan, dengan Pulau Jawa berkontribusi sebesar 59 persen PDB Indonesia. Daerah yang menjadi penopang di Pulau Jawa antara lain, Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa tengah.

Wilayah selanjutnya ditempati oleh Sumatera dengan pertumbuhan 4,57 persen (menyumbang 21,32 persen PDB), Kalimantan dengan pertumbuhan 4,99 persen (8,05 persen PDB), Sulawesi 6,65 persen (6,33 persen), serta Bali dan Nusa Tenggara 5,07 persen (3,06 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com