Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Komodo Bukan Dijual, Tapi Dikelola Swasta Selama 25 Tahun

Kompas.com - 08/02/2020, 10:56 WIB
Muhammad Idris

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan menegaskan kalau Bandara Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) bukan dijual, melainkan diserahkan ke swasta dalam hal pengelolaannya.

Ini karena pengelolaan bandara diserahkan kepada Konsorsium Cardig Aero Service (CAS), konsorsium yang beranggotakan PT Cardig Aero Services dan Changi Airports Mena Pte Ltd asal Singapura.

Bandara internasional ini merupakan landasan udara yang dikembangkan untuk melayani penumpang, khususnya wisatawan, yang melancong ke Labuan Bajo maupun Pulau Komodo.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menegaskan pengelolaan Bandara Komodo menggunakan skema perjanjian Perjanjian Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), bukan menjualnya ke swasta atau asing.

“Kerja sama ini menelan dana Rp 1,3 triliun. Setelah 25 tahun mereka akan menyerahkan kepada pemerintah. Pada Juli 2020 nanti, Bandara Komodo akan dijadikan bandara internasional,” kata Budi dalam keterangannya, Sabtu (8/2/2020).

Baca juga: Cardig-Changi Jadi Pengelola Bandara Komodo, Ini Permintaan Pemerintah

Sebagai operator bandara itu, CAS menggelontorkan investasi hingga Rp 1,2 triliun untuk pengembangan bandara yang ditargetkan bisa rampung hingga 5 tahun ke depan.

Sementara kerja sama KPBU, CAS bakal merancang, membangun, dan membiayai pembangunan fasilitas sisi darat, udara, dan pendukung.

Dana investasi tersebut dipakai untuk pembangunan landas pacu atau runway sepanjang 2.700 meter dan diperpanjang lagi hingga 2.750 meter.

Kemudian, konsorsium juga akan memperluas apron 20.200 meter persegi, dan memperluas terminal domestik 6.500 meter persegi.

Selain itu, membangun terminal internasional seluas 5.538 meter persegi, pembangunan terminal kargo seluas 2.860 meter persegi, dan pembangunan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Dengan demikian, Bandara Komodo bisa memnfasilitasi penerbangan-penerbangan luar negeri dengan pesawat menengah hingga besar, seperti tipe pesawat Airbus A300.

Baca juga: Dicolek Wishnutama, Menhub Percepat Status Internasional Bandara Komodo

Ini artinya, bandara tersebut ideal untuk penerbangan langsung atau direct flight dari luar negeri seperti Australia, China, Hong Kong.

Bandara ini ditargetkan bisa menampung pergerakan penumpang hingga 4 juta orang dalam setahun, dari saat ini hanya 720.000 penumpang per tahun.

Selain itu, pengembanggan ini nantinya akan menambah kapasitas kargo hingga 3.500 ton di masa mendatang.

Dengan skema KPBU, pemerintah tak perlu mengeluarkan dana, sehingga dana APBN bisa dialokasikan untuk membangun infrastruktur pendukung lain seperti akses jalan dan sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com