Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ESDM: Cadangan di Tambang Terbuka Grasberg Sudah Habis...

Kompas.com - 10/02/2020, 05:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) mulai tahun ini sudah menggantungkan produksi pada tambang bawah tanah (underground mine). PTFI tak lagi menambang di tambang terbuka (open pit) Grasberg lantaran cadangannya sudah habis pada tahun lalu.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono.

"Tahun lalu (produksi) ada tambahan dari Grasberg, dan sudah habis. Sekarang dari underground," katanya, saat ditemui di Kementerian ESDM, akhir pekan ini.

Sayangnya, Bambang tidak membeberkan detail rencana produksi PTFI yang sudah disetujui Kementerian ESDM dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020. Hanya saja, Bambang mengungkapkan, produksi bijih maupun konsentrat tembaga PTFI pada tahun ini masih belum optimal.

Baca juga: Freeport Buka-bukaan, Proyek Smelter hingga Berhentinya Aktivitas di Grasberg

Bambang memberikan gambaran, pada tahun ini PTFI diproyeksikan hanya mampu memproduksi sebanyak 40 persen-50 persen dari total kapasitas produksi normal PTFI yang ada di kisaran 2 juta ton konsentrat. Sebab, hingga kini pengembangan tambang bawah tanah PTFI masih berlangsung, dan ditargetkan baru dapat beroperasi dengan kapasitas optimal pada tahun 2022.

"Kan development belum selesai. Angka (produksi 2020) saya enggak hafal pasti, tapi prediksi sekitar 40 persen-50 persen dari kapasitas optimum sekitar 2 juta-an ton. Nanti terus naik di 2021 dan 2020 baru optimum," jelasnya.

Namun, Bambang mengatakan angka-angka itu bisa saja berubah, bergantung dari progres pengembangan di lapangan. "Tergantung dia (PTFI) persiapannya seperti apa," sebutnya.

Sebagai informasi, pada awal 2019 lalu, PTFI mengantongi kuota produksi sekitar 1,3 juta ton konsentrat. Namun pada Agustus 2019, jumlahnya bertambah sekitar 300.000 ton lantaran ada optimalisasi produksi di tambang terbuka Grasberg.

Baca juga: Freeport Minta Pemerintah Tarik Investor Demi Serap Tembaga

Sedangkan berdasarkan laporan kinerja 2019 dari Freeport McMoran (FCX), produksi PTFI merosot dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2019, produksi tembaga PTFI tercatat sebanyak 607 juta pounds atau turun hingga 47,67 persen year on year (yoy) dari 2018 yang berada di angka 1,16 miliar pounds.

Produksi emas PTFI pun anjlok di tahun lalu. Sepanjang 2019, produksi emas PTFI tercatat sebesar 863.000 ounces, atau turun drastis 64,27 persen dari capaian tahun 2018 yang mencapai 2,41 juta ounces.

Lewat sejumlah upaya pengembangan, PTFI mengharapkan laju produksi yang lebih tinggi mencapai rata-rata 29.000 metrik ton bijih per hari pada tahun 2020, mendekati 60.000 metrik ton bijih per hari pada 2021 dan 80.000 metrik ton bijih per hari pada 2022 dari tiga blok produksi.

Dari sisi biaya operasi dalam pengembangan tambang bawah tanah, Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengungkapkan bahwa PTFI menganggarkan dana sebesar 20 miliar dollar AS selama 20 tahun, hingga tahun 2041.

Baca juga: Apa Kabar Proyek Smelter Freeport? Ternyata Masih Pemadatan Tanah

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com