Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Ini Hubungkan Petani, UMKM, dan Konsumen di Jabar

Kompas.com - 11/02/2020, 11:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform solusi bisnis business to business (B2B) Ralali.com menyepakati kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memberdayakan petani di Provinsi Jawa Barat.

Kolaborasi ini mulai diluncurkan di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kolaborasi antara Ralali.com dan IPB akan meningkatkan kapasitas petani di Jawa Barat dalam memperluas area pemasaran produk pertanian, mendapatkan kebutuhan produksi seperti benih, pupuk, hesbisida dan pestisida.

Baca juga: Pemerintah Gandeng Arab Saudi Perkuat Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Pun petani akan memperoleh akses pendanaan sehingga mereka bisa memperoleh penghasilan maksimal dan mengembangkan wirausaha di bidang pertanian.

“Ralali.com menyadari pentingnya sinergi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki petani di Jawa Barat. Oleh karena itu, kami menggandeng IPB untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian petani di Jawa Barat,” kata CEO Ralali.com Joseph Aditya dalam keterangannya, Selasa (11/2/2020).

Melalui sinergi tersebut, Ralali.com menyediakan platform yang menghubungkan petani, UMKM dan masyarakat dengan pembeli. Sementara IPB memiliki peran memberdayakan petani, UMKM dan masyarakat di Jawa Barat.

“Dalam memasarkan produk pertanian, petani di Indonesia masih mengandalkan pasar konvensional dan bergantung kepada tengkulak sehingga mereka tidak bisa menjual hasil pertanian dengan harga optimal,” terang Joseph.

Baca juga: Petani Keluhkan Alokasi Pupuk Bersubsidi, Produsen Sebut Stok Aman

Sampai saat ini, kehadiran rentenir juga belum dapat dilepaskan dari rantai distribusi produk pertanian. Lahan yang relatif kecil, kadang tanpa sertifikat membuat petani kesulitan mendapatkan akses ke sumber pembiayaan formal untuk mengembangkan usaha.

Akibatnya, petani lebih memilih meminjam uang dari rentenir karena prosedurnya praktis dan proses pencairan dananya cepat. Petani juga tidak perlu meninggalkan pekerjaan, sebab rentenir menggunakan sistem jemput bola dengan cara mendatangi petani langsung.

Persoalannya, petani yang mendapatkan pendanaan dari rentenir tidak dibekali konsep akuntansi dan manajemen sederhana sehingga arus kas masuk dan keluar seringkali tidak seimbang.

Dengan kolaborasi antara Ralali.com dan IPB, petani tidak perlu lagi bergantung kepada tengkulak dan rentenir.

Guna merangkul petani, UMKM dan masyarakat, Ralali.com menganut konsep O2O (offline-to-online) dengan cara memperkenalkan platform secara langsung kepada petani, UMKM dan masyarakat di berbagai daerah. Sedangkan pencarian produk dan pemberian akses pendanaan tetap dilakukan secara daring.

Baca juga: Bunga 6 Persen dan Tanpa Anggunan, KUR Pertanian Jadi Angin Segar Petani

Akses pendanaan diberikan melalui fitur financial technology (fintech) dalam ekosistem digital yang dimilikinya. Fintech Ralali.com menawarkan jasa kredit bernama Ralali Credit yang memberikan kemudahan bagi petani dan UMKM dalam mendapatkan akses permodalan usaha.

Ralali Credit menyediakan fasilitas pembiayaan mulai dari Rp 2,5 juta dengan bunga mulai dari 1,5 persen.

Petani dan pelaku UMKM juga tidak dikenai biaya tambahan serta pencairan dana hanya memerlukan waktu 15 menit. Nasabah juga dibekali konsep akuntansi dan manajemen sederhana agar mereka dapat menjaga keseimbangan arus kas masuk dan keluar.

Garut merupakan pilot project dari kolaborasi Ralali.com dengan IPB, yang kemudian akan dijalankan di 15 desa dan 6 kabupaten lainnya di Jawa Barat, yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Subang, dan Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com