Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen BUMN Sebut Pendapatan Telkom Stagnan, Mengapa?

Kompas.com - 11/02/2020, 17:49 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya adaptasi perusahaan pelat merah dalam menghadapi perkembangan zaman.

Sebab menurutnya, perusahaan yang tidak mampu beradaptasi akan kalah dengan perusahaan lainnya dan berpotensi mengalami kebangkrutan.

Budi mencotohkan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom sebagai salah satu contoh perusahaan negara yang tumbuh stagnan.

Baca juga: Rambah Ekosistem Startup, Telkom Luncurkan Centauri Fund

Pasalnya, meski perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut mampu mencatatkan laba yang besar, namun pertumbuhan pendapatan Telkom dinilai stagnan.

Bukan hanya itu, margin antara EBITDA atau laba perusahaan sebelum dikurangi bunga utang dan pajak terutang yang harus dibayarkan kepada pemerintah dengan laba yang terus berkurang.

Sementara itu, pada saat yang bersamaan anggaran belanja perusahaan atau capex terus tumbuh.

"Telkom Indonesia, perusahaan besar profit di atas Rp 20 triliun, tapi revenue-nya flattening, EBITDA margin decreasing, capex-nya untuk 3G, 4G, 5G, 6G increasing," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Oleh karenanya, Mantan Direktur Utama Inalum itu meminta kepada seluruh perusahaan plat merah, termasuk Telkom, untuk membuat rencana kerja dengan periode 5 tahun ke depan.

"Saya tanya mereka, rencana ke depan seperti apa," kata dia.

Baca juga: Upayakan Kapasitas Digital Mumpuni, Telkom Bertransformasi Jadi Digital Telco

Sebagai informasi, sampai dengan kuartal III 2019, Telkom mencatatkan kenaikan laba bersih 15,67 persen secara tahunan menjadi Rp 16,46 triliun.

Sementara EBITDA Telkom naik 11,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 50 triliun. Padahal, pendapatan hanya tumbuh 3,46 persen menjadi Rp 102,63 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com