Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Diburu TKI, Harga Masker Naik 9 Kali Lipat

Kompas.com - 17/02/2020, 09:51 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga masker di pasaran melonjak tajam, bahkan harganya tembus 9 kali lipat dibandingkan harga di saat normal.

Kenaikan harga masker terjadi di tengah kabar merebaknya virus corona yang mulai menyerang beberapa negara di luar China Daratan.

"Kalau harga normal masker misalnya merek Sensi sekitar Rp 30.000 per box, sekarang harganya naik jadi Rp 230.000 per box," ucap Irham Faro, distributor alat kesehatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kepada Kompas.com, Senin (17/2/2020).

"Bahkan saking susah dapat barangnya lagi, ada yang jual per kotak sampai Rp 270.000, 1 kotak isinya 50 lembar masker," katanya lagi.

Baca juga: TKI di Hong Kong Minta Masker Melalui Medsos, Bupati Magetan Akan Kirim 20.000 Masker

Selain mahal, sambungnya, mendapatkan persediaan masker juga sangat sulit. Sejumlah agen alat-alat kesehatan juga tak memiliki stok masker untuk dijual.

"Di Semarang cari pemasok masker sudah susah, di Jakarta juga sudah pada habis. Saya sudah kirim masker ke Surabaya, Banjarmasin, Bali. Sekarang sudah susah cari barangnya," kata Faro.

Dia mengatakan, di wilayah Pati, selain untuk pasar domestik, stok masker banyak diborong oleh tenaga migran atau TKI. Mereka memburu masker untuk dibawa ke negara tempatnya bekerja.

"TKI-TKI banyak yang cari buat dibawa ke Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia. Karena di sana masker lagi dicari, barangnya juga sudah susah, makanya banyak TKI bawa masker beli dari sini," jelas Faro.

Selain dibawa sendiri, lanjutnya, banyak juga keluarga TKI yang memborong masker untuk dikirim ke kerabatnya yang bekerja di luar negeri.

Baca juga: Cerita TKI di Hong Kong soal Sulitnya Cari Masker, Harga Meroket hingga Jadi Korban Penipuan

"Jangankan buat dijual di apotek-apotek di Pati, sudah kosong barang. Diborong sama keluarga TKI buat dikirim ke sana. Sudah langka sekali masker, cari-cari di Semarang juga barangnya kosong," ungkap Faro.

Kendati harganya melambung tinggi, menurutnya, bukan berarti banyak agen alat kesehatan yang menimbun stok masker.

"Harganya enggak pasti, naik banget sekarang, bisa jadi turun lagi beberapa hari lagi. Jadi bisa saja harganya langsung normal lagi. Nggak ada yang berani nimbun juga," tuturnya.

Meroketnya harga masker di Indonesia juga jadi sorotan media asing. Seperti diberitakan mesia Singapura, Straits Times, yang menulis berita harga masker di Indonesia bahkan lebih mahal dari satu gram emas.

Kekhawatiran masyarakat akan penyebaran virus corona atau Covid-19 membuat permintaan akan masker melonjak tinggi.

Di Pasar Pramuka, Jakarta contohnya, harga sekotak masker N95 dibanderol hingga Rp 1,5 juta atau meningkat hampir tujuh kali lipat. Di sisi lain, belum ada kasus corona di Indonesia hingga saat ini.

Baca juga: Cerita TKI di Hong Kong soal Sulitnya Cari Masker, Harga Meroket hingga Jadi Korban Penipuan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com