Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Hanya Tangkap 3 Kapal China dalam 5 Tahun, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/02/2020, 22:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dicecar oleh salah seorang anggota DPR Fraksi Golkar, Ichsan Firdaus terkait kapal penangkapan ikan ilegal.

Dia bertanya-tanya banyak kapal ikan yang justru ditangkap dari Vietnam, bukan China. Sepanjang periode 2014-2019, Indonesia berhasil menangkap 321 kapal Vietnam, sedangkan China hanya 3 buah.

Padahal beberapa waktu lalu publik digegerkan dengan satu aksi nelayan China beserta cost guard-nya malang-melintang di Laut Natuna Utara.

"Kenapa lebih banyak kapal dari Vietnam dibanding China yang ditenggelamkan?," tanya Ichsan saat RDP KKP-DPR RI di Jakarta, Senin (24/2/2020).

Baca juga: Satgas 115 Disebut Boros Anggaran, Ini Respons KKP

Menanggapi hal itu, Inspektur Jenderal KKP Muhammad Yusuf akhirnya menjelaskan beberapa kendala dalam menangkap mafia pencuri ikan. Salah satu kendala yang kerap menghambat adalah tuanya kapal pengawas perikanan.

Hal tersebut, kata dia, menganggu keefektifan penangkapan kapal ikan ilegal.

"Kebetulan kapal (pengawas) kita sudah tua-tua, kapal pengawas kita," kata Muhammad Yusuf di kesempatan yang sama.

Lebih lanjut Yusuf menjelaskan, kebijakan KKP ke depan tak lagi soal penenggelaman kapal. Alih-alih menenggelamkan, Menteri KKP Edhy Prabowo meminta kapal tersebut untuk dihibahkan agar menghasilkan nilai tambah.

"Memang kita tidak lagi kita memusnahkan dengan cara ditenggelamkan. Tapi untuk memanfaatkan apakah untuk hibah atau untuk masuk kas negara. Jadi buat saya kedepan Insya Allah akan seperti itu," ungkap Yusuf.

Adapun saat ini, Yusuf mengaku ada beberapa kapal berkapasitas besar, salah satunya Silver Sea 3.000 gross ton (GT) bakal dialihfungsikan untuk kapal angkut setelah mendapat persetujuan dari Kejaksaan Agung.

Sementara itu berdasarkan data KKP dari 2014-2019, KKP telah berhasil menangkap 559 kapal pencuri ikan dengan rincian 321 kapal berbendera Vietnam, 91 kapal berbendera Filipina, 87 kapal Malaysia, 24 kapal Thailand, 3 kapal China, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal Nigeria, dan 1 kapal Belize.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com