Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pengusaha Truk, Sudah Lelah dengan Banjir Jakarta

Kompas.com - 26/02/2020, 10:23 WIB
Muhammad Idris,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di Jakarta membuat para pengusaha angkutan barang kalang kabut. Selain jalanan yang tak bisa dilintasi, sejumlah depo penampungan kontainer juga terendam banjir pada Selasa (25/2/2020) lalu.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprtindo) Kyatmaja Lookman, mengungkapkan kerugian akibat banjir kemarin ditaksir mencapai Rp 30 miliar karena setidaknya ada 20.000 truk besar di Jakarta yang stop operasi.

Dikeluhkannya, intensitas banjir Jakarta makin sering terjadi. Selain itu, banyak kawasan yang sebelumnya hampir kering saat banjir, saat ini malah jadi langganan genangan air.

"Sebelumnya nggak separah seperti sekarang. Tolonglah pemerintah ambil langkah. Memang kita lihat Gubernur DKI sekarang banyak tantangan tinggi, karena banjir juga dipengaruhi perubahan iklim, jadi upaya ekstra," kata Kyatmaja kepada Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

"Saran saya ke Pemda ya harus tingkatkan manajemen penanganan banjir. Karena permukaan air laut terus meningkat, tapi kita lihat di kota-kota lain di dunia buktinya bisa dilakukan," katanya lagi.

Dikatakannya, banjir merupakan masalah serius bagi pengusaha. Banjir Selasa lalu membuat arus kontainer dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok terhenti.

"Ini masalah serius, sudah sangat serius. Sekarang bagini saja, dari Januari sampai sekarang kita sudah alami banjir 4 sampai 6 kali. Sekarang lebih parah, dulu nggak separah ini," ujar Kyatmaja.

Dia mengungkapkan, hitungan kasar akibat dari puluhan ribu truk yang berhenti beroperasi hari ini, pengusaha truk mengalami kerugian hingga Rp 30 miliar per harinya.

"Akibatnya kerugian kita catat kalau dari jumlah truk yang tak beroperasi itu Rp 30 miliar per hari. Itu kita nggak hitung di luar Jakarta. Meski di beberapa lokasi ada juga yang tetap beroperasi," imbuhnya.

Menurutnya, kalkulasi kerugian itu datang dari mandeknya operasional. Banyak pengusaha truk juga harus menanggung biaya kerusakan kompenen akibat armadanya terendam banjir.

"Belum lagi pasti banyak komponen truk rusak karena kena air seperti elektrikal, aki, tangki, dan lainnya. Perbaikan satu truk kalau rusaknya parah itu bisa habis Rp 20 juta sampai Rp 30 juta," ujar Kyatmaja.

Lanjut dia, hitungan kasar itu baru kerugian yang diserita pengusaha truk. Kerugian akibat banjir hari ini tentu jauh lebih besar karena banyak perusahaan yang pasokan logistiknya terganggu.

"Truk ini kan operasional di Pelabuhan Priok, pasti terganggulah ekspor impor. Memang misalnya kita ambil barang di Priok pakai truk bisa, tapi kan percuma, tetap saja nggak bisa diantar, karena deponya kebanjiran. Jadi berhenti saja dulu, tunggu kondisi," kata Kyatmaja.

"Belum lagi kerugian pemilik barang. Nah kalau barangnya dia punya terendam, pasti rugi juga," tambahnya.

Banjir di Jakarta Utara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com