Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersisa 900.000 Ton, Beras Impor akan Diolah Jadi Tepung

Kompas.com - 27/02/2020, 13:38 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso mengatakan, beras-beras impor yang tersisa 900.000 ton akan diolah menjadi tepung oleh industri pangan.

"Tergantung daripada kebutuhan para pengusaha industri pangan. Itu kan dia akan melihat jenis yang akan diambil untuk diolah menjadi tepung. Bisa saja eks impor," katanya di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Namun, pihaknya masih memastikan jumlah kebutuhan industri pangan akan beras impor. Buwas menjamin kualitas beras impor yang tersimpan di Gudang Bulog masih layak digunakan.

Baca juga: Stok Beras Bulog 1,7 Juta Ton, Buwas Jamin Ramadhan dan Idul Fitri Aman

Walaupun beras impor tersebut mulai masuk ke Indonesia sejak Februari 2018 atau telah tersimpan selama dua tahun.

"Selama penyimpanan kita baik tidak ada kelembaban yang mengganggu, itu bisa (diolah). Kita menyimpan ini sebaik mungkin sehingga kualitas mutunya masih terjamin," ujar Buwas.

Pasalnya, lanjut Buwas, kualitas beras impor tersebut telah melalui proses pengeringan yang sempurna.

"Artinya, melalui pengeringan sempurna, terus proses penggilingannya menjadi beras itu sangat sempurna. Itu yang mengakibatkan beras impor tersebut mempunyai daya tahan dengan kualitas lebih baik," jelasnya.

Baca juga: Lelang Beras Turun Mutu, Bulog: Ini Upaya Meminimalisir Kerugian...

Ingin meniru negara lain, Bulog berencana membangun tempat penggilingan beras atau Rice Milling Unit (RMU) agar kualitas beras yang ditawarkan untuk ekspor maupun penggunaan domestik menjadi lebih bagus.

"Sekarang kita berupaya seperti negara lain. Bulog membangun rice to rice, juga membangun RMU untuk mengolah beras, di mana kita melalui proses dryer-nya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com