Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Militer Erdogan di Suriah Bawa Mata Uang Lira Anjlok

Kompas.com - 29/02/2020, 10:11 WIB
Muhammad Idris

Penulis

ISTANBUL, KOMPAS.com - Mata uang Turki, lira, melemah hingga 0,2 persen terhadap dollar AS pasca serangan udara yang dilancarkan Angkatan Udara Suriah di wilayah Idlib.

Kota di Barat Laut Suriah itu merupakan basis bagi tentara Turki yang ikut mengintervensi konflik di teritorial Suriah pasca kemunduran ISIS. Serangan udara Suriah yang dibeking jet tempur Rusia itu menewaskan 33 tentara Turki.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (29/2/2020), pada Kamis sebelum penutupan, mata uang lira turki bertahan di level 6,2195 sebelum kemudian nilainya anjlok hingga 6,2080 terhadap dollar AS.

Situasi tegang di Suriah membuat lira terus tertekan, dimana mata uang itu sudah turun hingga lebih dari 4 persen di awal tahun 2020.

Baca juga: Maskapai Turki Tambah Pesanan Pesawat 737 MAX, Boeing Lega

Pelaku pasar memang sangat mencemaskan hubungan panas Suriah-Turki. Situasi semakin meruncing saat Presiden Erdogan berencana menambah lagi jumlah tentara mereka di Idlib untuk membantu milisi pro Turki.

Erdogan berdalih, kehadiran pasukan Turki di Idlib dilakukan untuk membatasi pergerakan milisi pemberontak Kurdi dari YPG yang beroperasi di Suriah.

Keterlibatan Rusia yang jadi sekutu utama Suriah membuat suasana semakin panas, dimana Turki sendiri merupakan negara anggota NATO. Dalam beberapa insiden, Turki maupun Suriah yang dibantu militer Rusia beberapa kali terlibat saling balas serangan.

Sementara itu dikutip dari Bloomberg, Indeks Borsa Istanbul juga merosot 10 persen pada pembukaan perdagangan Jumat (28/2/2020). Ini merupakan penurunan terbesar dalam setengah hari perdagangan sejak 7 tahun belakangan.

Baca juga: Mi Instan Indonesia Kuasai 90 Persen Pangsa Pasar Turki

Bank-bank milik pemerintah Turki menjadi penopang lira agar mata uang itu tak semakin jatuh dengan menggelontorkan sekitar 2 miliar dollar AS pada Jumat. Langkah bank-bank BUMN Turki ini cukup membantu dalam memangkas kerugian akibat penurunan lira sebesar 0,8 persen sehari sebelumnya.

Selain itu, obligasi pemerintah Turki juga terpuruk. Imbal hasil dengan tenor dua tahun melonjak hingga 12,41 persen, ini merupakan kenaikan yield tertinggi sejak November.

"Pasar jelas sudah sangat gelisah. Sangat penting untuk bisa meredakan ketegangan dan menghindari konfrontasi militer langsung Turki dengan Rusia maupun Suriah," kata Piotr Matys, seorang pakar keuangan Rabobank London.

Kebijakan Erdogan yang memutuskan terlibat langsung dalam konflik di Suriah membuat ekonomi Turki semakin terbebani.

Langkah mengirimkan militer sehingga berhadapan langsung dengan Rusia dan rezim Bashar al-Assad memicu semakin banyak investor asing kabur dari Turki.

Sebagai informasi, setelah terbunuhnya 33 tentara dalam serangan udara, Turki melakukan serangan balasan yang mengakibatkan 16 pasukan Suriah tewas.

Drone tempur dan artileri Turki membombardir sebuah basis militer Suriah di Selatan dan Timur Kora Idlib. Wilayah itu sebelumnya diduduki pemberontak yang hengkang setelah direbut tentara Suriah dalam pertempuran selama hampir tiga bulan.

Baca juga: 33 Tentaranya Tewas, Serangan Balasan Turki Bunuh 16 Serdadu Suriah

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com