Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Bursa Turun, Investor Masih (Bisa) Tidur Nyenyak?

Kompas.com - 01/03/2020, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan signifikan terutama 1 minggu terakhir di Februari 2020 membuat sebagian investor merasa resah.

Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebaiknya dilakukan.

Penyebab utama dari penurunan IHSG adalah kekhawatiran akan meluasnya (outbreak) virus COVID-19. Harga saham tidak hanya turun di Indonesia, nasib serupa juga terjadi pada indeks saham di negara Asia, Eropa dan Amerika Serikat.

Jika wabah meluas, dampaknya tidak hanya sentimen sesaat saja tapi juga langsung ke sektor riil. Sebut saja sektor pariwisata yang mulai sepi pengunjung, perjalanan umrah yang dibatalkan, harga komoditas yang diekspor ke China mengalami penurunan seperti batu bara dan timah, pertemuan bisnis yang ditunda dan sebagainya.

Dari kacamata pasar modal, dampak sektor riil berarti turunnya omset, kredit macet meningkat, laba bersih turun atau bahkan negatif, yang pada akhirnya secara fundamental berarti harga wajar saham yang turun.

Secara sentimen, investor juga akan melakukan risk off, atau menghindari risiko dengan menjual sahamnya terlebih dahulu dalam jangka waktu dekat. Hal ini yang memicu penurunan IHSG dan bursa saham dunia 1 minggu terakhir ini.

Semakin cepat kekhawatiran akibat virus ini dapat diantisipasi, maka semakin terbatas pula efeknya terhadap sektor riil dan juga harga saham. Permasalahannya tidak ada yang tahu ini sampai kapan dan khusus untuk saham, turunnya bisa sampai pada harga berapa.

Secara historis, kekhawatiran bursa saham akibat suatu virus, biasanya datang dengan cepat, perginya juga cepat. Mudah-mudahan untuk COVID-19 ini juga sama. Jika hanya sebentar saja, mudah-mudahan hanya sentimen dan tidak berdampak ke fundamental.

Berapa lama sebentar itu? Pendapat pribadi saya, mudah-mudahan tentang COVID-19 sudah tidak menjadi headline di bulan April nanti. Jadi efeknya benar-benar hanya sentimen sementara saja dan pemulihan saham juga bisa berjalan cepat.

Kaitan dengan kasus gagal bayar investasi dan rekening efek diblokir?

Karena Rekening Diblokir?

Ada yang mengaitkan jatuhnya IHSG dengan kasus gagal bayar investasi yang belakangan terjadi dan rekening efek yang diblokir. Akibatnya perusahaan dan produknya mendapat sanksi dari otoritas dan tidak mampu mengembalikan dananya.

Menurut saya, tidak demikian dan ada yang perlu diluruskan.

Pertama soal gagal bayar investasi. Yang terjadi adalah perusahaan manajer investasi dan asuransi menerima dana dari masyarakat dengan menjanjikan tingkat keuntungan yang pasti, menempatkan uangnya pada saham-saham gorengan, dan kemudian saham gorengan tersebut turun drastis sehingga tidak bisa mengembalikan kepada masyarakat.

Baca : Ini Cara Menghindari Reksa Dana “Saham Gorengan”

Terkait reksa dana, pada dasarnya menjanjikan imbal hasil yang pasti untuk jenis reksa dana saham dan campuran adalah melanggar aturan. Sebab yang namanya jenis saham, hasilnya bisa naik turun sehingga tidak mungkin bisa dipastikan hasilnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com