Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Corona, Bagaimana Kesiapan Anggaran Pemerintah?

Kompas.com - 02/03/2020, 18:15 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah hari ini secara resmi mengumumkan kasus virus corona yang menginfeksi dua WNI di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Arif Baharudin mengatakan, hingga saat ini masih belum ada kebijakan fiskal atau anggaran baru untuk penanganan virus corona.

Sebelumnya, pemerintah telah menggelontorkan Rp 10,3 triliun untuk industri terdampak seperti pariwisata.

"Tadi baru Presiden umumkan, masih belum ada yang baru lagi untuk bisa kami sampaikan," ujar Arif di Jakarta, Senin (2/3/2020).

Baca juga: Ramai Kabar Virus Corona Masuk Indonesia, Rupiah Malah Menguat

Namun demikian, ia memastikan kondisi anggaran pemerintah masih memadai. Pemerintah masih memiliki ruang yang lebar untuk memperluas defisit fiskal yang tahun ini ditargetkan sebesar 1,76 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan Rp 307,2 triliun,

"Yang jelas ada space agak longgar. Budget deficit diperkirakan 1,76 persen untuk 2020. Ini jadi masih ada space kalau harus lebarkan budget deficit," ujar Arif.

Adapun Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Kemenkeu Suminto mengatakan, saat ini corona merupakan risiko terbaru dalam perekonomian global.

Baca juga: Dua WNI Positif Corona, Pengusaha Minta Kunjungan Turis Asing Diperketat

Persebaran virus corona yang begitu pesat menjadi perhatian di seluruh anggota G20. Perhatian utama negara-negara anggota G20 adalah seberapa cepat China dan global mampu menangani persebaran virus tersebut.

"Karena dampaknya terhadap ekonomi sangat dipengaruhi seberapa cepat kita mampu handle dan seberapa luas penyebaran. Kalau tidak dapat diatasi, menyebar luas ke seluruh dunia, tentu dampaknya akan lebih luas dan lama. istilah IMF, dampak corona bisa longer dan larger compare with trade tension," ujar dia.

"Karena salah satu persoalannya, corona ini disrupsi rantai pasok. ini yang lebih spesifik compare with trade tension. dan juga gerus confidence. dengan corona, orang takut untuk jalan, makanya hitting tourism, pergerakan orang," jelas Suminto.

Baca juga: YLKI: Produsen Masker Jangan Manfaatkan Virus Corona untuk Naikkan Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com