Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Sekotak Masker di Online Shop Tembus Rp 1,7 Juta

Kompas.com - 03/03/2020, 10:01 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah mengumumkan kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Tercatat, ada dua orang di Indonesia yang terjangkit wabah yang menyebar dari China itu.

Imbas kepanikan di tengah masyarakat, masker sudah sulit ditemukan di pasaran. Selain itu, kalaupun tersedia, harganya meroket berkali-kali lipat.

Meroketnya harga masker juga terjadi di sejumlah online shop atau olshop seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.

Harga masker yang dijual beberapa platform e-commerce itu sudah melonjak lebih dari 10 kali lipat dari harga dalam kondisi normal.

Baca juga: Imbas Corona, Penjual Jamu Keluhkan Meroketnya Harga Bahan Baku

Seperti di Shopee, harga 1 box masker dengan merek Sensi Mask dijual seharga Rp 900.000. Satu box tersebut berisi 24 pack dengan isi total 144 lembar masker.

Sementara di penjual online lainnya, harga masker dengan merek yang sama dijual Rp 300.000 per box dengan isi 50 lembar. Masih dengan masker bermerek Sensi bahkan dijual seharga Rp 899.000 per box dengan isi 50 lembar.

Harga masker di Bukalapak tak jauh berbeda. Harga masker Sensi dijual di kisaran 450.000-500.000 per box dengan isi 50 lembar.

Sementara jenis masker N95 relatif cukup mahal. Harganya berada di atas Rp 1 juta per box. Contohnya, sekotak masker N95 dengan jenis 3M 8210 yang dijual Rp 1,7 juta untuk isi 20 pcs.

"3M N95 ini Umum di gunakan untuk Industri alat pernapasan ekonomis sementara menawarkan perlindungan yang sangat baik. Fitur bentuk ringan dan klip hidung disesuaikan. N95 respirator dan masker dirancang untuk membantu memberikan kualitas,perlindungan yang handal terhadap partikel-partikel tertentu," bunyi keterangan salah satu penjual di halaman toko online miliknya.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Masker akan Dibagikan ke Penumpang KRL

Penjual masker di e-commerce itu juga rata-rata sudah memiliki bintang lima yang artinya reputasi mereka sudah dikenal baik alias bukan pedagang masker dadakan.

Produsen bantah naikkan harga

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), Ahyahudin Sodri, menegaskan kalau pabrikan masker di Indonesia tidak menaikkan harga saat kekhawatiran wabah virus corona.

"Kami sebagai produsen tidak menaikan harga penjualan," kata Ahyahudin.

Sebaliknya, pihaknya prihatin harga masker yang dijual di pasaran melonjak tajam. Selain itu, produsen masker juga sepakat menghentikan ekspor dan fokus memenuhi permintaan masker dalam negeri.

"Kami sebagai Produsen, sangat prihatin, jika ada pihak yang mengambil aksi untung dari tingginya permintaan masker," ujar Ahyahudin.

"Permintaan masker meningkat satu setengah sampai dua kali lipat. Anggota Aspaki fokus melayani permintaan dalam negeri daripada permintaan ekspor," katanya lagi.

Diungkapkannya, saat ini produsen alat kesehatan di Indonesia cukup kewalahan memenuhi lonjakan permintaan masker. Opsi impor juga sulit dilakukan, mengingat masker di negara lain juga mengalami kelangkaan.

"Berdasarkan data yang kami miliki, ada 7 anggota Aspaki yang memproduksi masker. Perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat kapasitas produksi mereka," ucap Ahyahudin.

Baca juga: Produsen Masker: Kami Tidak Menaikkan Harga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com