Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Jumlah Pengangguran, Lapangan Kerja Harus Lebih Banyak

Kompas.com - 03/03/2020, 19:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus Heri mengatakan, masalah terbesar tingginya jumlah pengangguran di Indonesia disebabkan ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja.

Lapangan kerja yang tersedia saat ini dinilai masih terbatas dan belum bisa menandingi laju pertumbuhan angkatan kerja.

“Jumlah orang ngangur sekarang 7,05 juta tapi setahun sebelumnya itu cuma 7,00 juta. Artinya meningkat 0,5 juta orang," kata Heri dalam keterangannya, Selasa (3/3/2020).

Baca juga: Jumlah Pengangguran Masih 7,05 Juta, Kemnaker Sebut Sudah Menurun

Menurut Heri, ini disebabkan pertumbuhan angkatan kerja semakin banyak. Artinya lulusan-lulusan kuliah sekolah mencari kerja itu pertumbuhannya makin banyak.

"Nah sementara yang lolos masuk ke dunia pekerjaan itu relatif lebih lambat pertumbuhannya daripada pertumbuhan laju angkatan kerja baru,” ungkap dia.

Heri menjelaskan, hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi ketimpangan tersebut adalah dengan membuka lapangan kerja lebih banyak lagi. Salah satu caranya adalah dengan mendatangkan banyak investor.

“Bagaimana mengatasi supaya lapangan kerja lebih banyak ya tentu mengundang banyak investor. Investor luar dan dalam negeri," terang Heri.

Baca juga: Core: Pengangguran Harus Diberi Lapangan Kerja, Bukan Hanya Bantuan

Menurut Heri, iklim investasi di Indonesia saat ini masih belum bisa menarik perhatian para investor. Banyak Ilinvestor yang masih enggan berinvestasi di Indonesia lantaran biaya produksi di dalam negeri jauh lebih mahal ketimbang negara-negara lain.

Heri menambahkan, investasi menjadi salah satu variabel dari pertumbuhan ekonomi suatu negara. Masih stagnannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menurut Heri, juga disebabkan oleh masalah investasi.

Investasi yang masuk di Indonesia saat ini baru di sektor jasa.

“Nah kalo masuk ke sektor jasa itu berarti penyerapan tenaga kerjanya kurang banyak. Tapi kan lebih bagus lagi kalau yang masuk itu investasi di bidang industri dan sektor padat karya. Dengan demikian daya beli akan meningkat sehingga konsumsi rumah tangga terus meningkat dan bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com