Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT: Kecerdasan Buatan Bisa Deteksi Mutasi Virus Corona

Kompas.com - 04/03/2020, 19:33 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI) bisa mendeteksi mutasi virus corona di waktu mendatang.

Dia meyakini, virus corona yang menyebar ke beberapa negara termasuk Indonesia merupakan mutasi dari virus-virus sebelumnya, seperti SARS dan MERS yang kehadirannya juga menggemparkan.

"Yang saya yakini virus corona ini dia bermutasi, ini kita perkirakan (ke depan) akan bermutasi (lagi). Corona sekarang ini hasil mutasi mungkin dari virus sebelumnya, ada SARS, flu MERS, dan sebagainya," kata Hammam di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Geger Corona, Penjual Wedang Jahe Susu Diserbu Pembeli

Hammam menuturkan, pendeteksian mutasi virus bukan tidak mungkin membuat sebuah negara mampu mencegah virus sebelum tersebar dan datang kembali.

Dia kemudian mencontohkan saat BPPT mencoba memasukkan data-data tentang informasi cuaca dalam kurun waktu 10 tahun untuk mendeteksi kebakaran hutan.

Data yang didapatnya dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) itu mampu mendeteksi titik-titik api akibat kebakaran hutan di berbagai daerah.

"Sistemnya jadi pintar. Jadi berdasarkan data-data yang telah ada sebelumnya, misalnya ternyata di bulan April akan muncul 200 titik api di daerah sebagai berikut (jadi bisa antisipasi)," ungkap Hammam.

Sehingga bukan tidak mungkin, mutasi virus corona ke depan akan mudah diketahui dengan menggunakan kecerdasan buatan.

"Ke depan mungkin bisa diprediksi dengan pembelajaran mesin deep learning itu dimasukkan data-data virus seperti historical,"

Sayangnya hingga saat ini, BPPT belum bisa mengumpulkan data tentang virus-virus tersebut. Kendati demikian, pihaknya tidak menutup pintu bila lembaga yang mempelajari tentang virus mengajak kolaborasi.

"Kita belum bisa kumpulkan. Tapi BPPT siap berkolaborasi. Karena kalau kami (mau) membangun sistem AI pasti perlu data. Kalau data cuaca minta ke BMKG. Kalau virus mintanya ke lembaga terkait, seperti Litbang Kemenkes," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com