LONDON, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan dunia diperkirakan bakal mengalami kerugian hingga 113 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1.582 triliun akibat persebaran virus corona.
Hal tersebut diungkapkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) seperti dikutip dari CNN, Jumat (6/3/2020).
Nilai tersebut setara dengan kerugian yang dialami industri penerbangan saat krisis keuangan global di 2008. IATA pun memperingatkan, maskapai penerbangan bisa kehilangan 19 persen dari potensi bisnis mereka jika persebaran virus tidak segera ditanggulangi.
Baca juga: Banyak Penerbangan Ditangguhkan akibat Corona, Maskapai Asal Inggris Bangkrut
Adapun dua pekan lalu, IATA memperkirakan kerugian penjualan di industri maskapai sebesar 30 miliar dollar AS.
"Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari virus corona hampir tak bisa diperkirakan. Hanya dalam dua bulan, prospek industri di dunia bebalik secara dramatis dalam kondisi yang lebih buruk," ujar CEO IATA Alexandre de Juniac dalam keterangan tertulisnya.
"Masih belum jelas bagaimana perkembangan virus ini nantinya, namun ini adalah krisis," ujar dia.
IATA menilai, maskapai penerbangan di Asia dan Eropa akan menjadi yang paling terdampak. Adapun maskapai di kawasan Asia Pasifik berpotensi bakal mengalami kerugian hingga 58 miliar dollar AS.
Baca juga: Menhub Pastikan Maskapai Jemput Jemaah Umrah yang Telanjur Sampai Arab Saudi