Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Virus Corona, UKM Produsen Jamu Diutungkan

Kompas.com - 09/03/2020, 17:46 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan, pelaku UKM khususnya yang bergerak di sektor ramuan tradisional atau jamu justru diuntungkan.

Pasalnya, dengan merebaknya isu virus corona di Indonesia sejak beberapa waktu lalu, permintaan terhadap komoditas pangan untuk jamu terus meningkat.

"Sekarang kan produk herbal apalagi yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan seperti, jahe merah, minuman yang berbasis herbal lah, itukan sekarang permintaan pasarnya meningkat," tuturnya di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Baca juga: Empon-empon Mahal, Penjual Jamu Terpaksa Naikkan Harga

Selain itu, merebaknya virus Corona juga menguntungkan bagi pelaku UKM yang bergerak di sektor agrikultur. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap bahan untuk jamu.

Menurut Teten, isu melonjaknya beberapa harga komoditas pangan akibat virus corona menjadi momentum yang tepat untuk mengkonsolidasikan para pelaku UKM dari berbagai sektor.

"Kita sekarang konsolidasi, karena masih banyak yang kita denger jahe dari daerah lain harganya masih rendah, atau herbal-herbal lainnya," katanya.

Teten optimistis, tanpa perlu ada kebijakan lebih lanjut pelaku UKM akan mampu menyerap produk agrikultur dari berbagai daerah.

"Sekarang kesempatan, karena impor berhenti market akan serap produk dalam negeri, enggak pakai jaminan lagi," tuturnya.

Oleh karenanya, Teten mendorong seluruh sektor pelaku UKM berkonsolidasi untuk memaksimalkan peluang dari virus corona.

"Sekarang kesempatan, karena impor berhenti market akan serap produk dalam negeri, enggak pakai jaminan lagi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com