Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Faktor Penyebab IHSG Terus Merosot Menurut OJK

Kompas.com - 12/03/2020, 19:43 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


PADANG, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot sejak awal tahun ini.

Bahkan, pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (12/3/2020) IHSG ditutup turun 5,01 persen ke level 4.895,75.

Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi mengatakan, sejak awal tahun 2020 hingga saat ini IHSG sudah terkoreksi sekitar 21 persen.

Baca juga: Penutupan Perdagangan, Rupiah dan IHSG Kompak Jeblok

“Sekarang indeks sudah liar bisa dibayangkan biasanya 6.000 sekarang 4.948 jadi year to date dari Januari sudah turun 21 persen lalu dari Maret tahun lalu sudah turun 24 persen,” katanya, di Padang, Kamis.

Menurutnya, tekanan terhadap pasar modal dunia disebabkan oleh tiga faktor eksternal, yaitu wabah virus corona, perang harga minyak, dan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed).

Virus corona ia sebut sebagai salah satu sentimen negatif yang terus menekan kinerja ekonomi global sejak awal tahun ini.

Tekanan ini diproyeksi akan semakin kuat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status virus corona sebagai pandemi global.

“WHO semalam menyatakan ini pandemi. Sekarang Italia sudah country lockdown enggak boleh masuk dan keluar. Trump juga tidak akan menerima visitor yang berasal dari Eropa jadi semua aspek ekonomi terkena,” tuturnya.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Terpuruk, Ini Kata Menko Airlangga

Kemudian, perang harga minyak dunia antara Rusia dan Arab Saudi juga semakin menimbulkan ketidakpastian terhadap perekonomian global.

“Kedua yang kita hadapi sekarang adalah perang harga minyak yang sudah menyentuh 30 dollar AS per barrel. Akhirnya dibalas Arab Saudi yang sekarang liftingnya 12,3 juta barel per hari dan itu 20 kali lipat lifting Indonesia,” jelasnya.

Terakhir, keputusan The Fed yang menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,00 hingga 1,25 persen dilatarbelakangi oleh wabah Covid-19, dinilai belum efektif memberikan stimulus terhadap perekonomian global.

“Amerika kemarin meluncurkan penurunan suku bunga untuk menangkal krisis dan tidak berhasil. Kita lihat sampai sekarang indeks masih tertekan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com