Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Bergejolak Akibat Corona, Bank Sentral AS Injeksi Pasar 1 Triliun Dollar AS Lebih

Kompas.com - 13/03/2020, 10:34 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve untuk ketiga kalinya dalam minggu ini kembali mengintervensi pasar keuangan.

Dikutip CNBC,  Jumat (13/3/2020), The Fed meningkatkan pembelian surat berharga di pasar keuangan seiring dengan gejolak yang terjadi akibat virus corona.

"Perubahan ini dilakukan untuk menengahi disrupsi yang tidak biasa di pasar keuangan, terutama obligasi seiring dengan wabah virus corona," ujar New York Fed dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: BI: The Fed Pangkas Suku Bunganya Bisa Menjadi Berkah buat Pasar Asia

Pada perdagangan Kamis (13/3/2020), pasar saham Amerika Serikat, Wall Street menunjukkan kinerja terburuknya sejak 1987 akibat aksi jual saham secara besar-besaran.

Aksi jual saham tersebut menyusul kepanikan investor akibat wabah virus corona yang kian meluas dan berdampak pada perekonomian.

Meski Bank Sentral setempat telah mengumumkan intervensi di pasar keuangan tersebut, namun kinerja Wall Street belum menunjukkan perbaikan.

Bahkan hingga akhir perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi hingga 9,9 persen.

Beberapa pelaku pasar mengaku skeptis dengan langkah The Fed. Mereka menilai langkah tersebut cukup untuk menahan laju pasar yang terus merosot.

Baca juga: Goldman Sach Prediksi The Fed Segera Turunkan Suku Bunga Acuan

Di dalam pengumumannya, The Fed menyatakan bakal meningkatkan skala pembelian suray pemerintah yang tadinya sebesar 60 miliar dollar AS di surat berharga jangka pendek.

The Fed pun akan memperluas jangkauan intervensinya ke berbagai instrumen lain dengan jangka waktu jatuh tempo yang lebih lama.

Selain itu, Bank Sentral juga bakal mulai membeli surat berharga dengan kupon yang sebenarnya telah diminta para pelaku pasar sejak akhir 2019 lalu.

Langkah The Fed tersebut berlaku per Kamis, dan akan terus dilakukan hingga April 2019.

Langkah kedua dari operasi baru yang akan dilakukan Bank Sentral, New York Fed bakal menawarkan operasi repo baik untuk jangka waktu satu bulan maupun tiga bulan sebesar 500 miliar dollar AS. Penawaran ini bakal dilakukan secara mingguan.

Baca juga: Penantian The Fed dan Isu Virus Corona Dorong Harga Emas Naik

Selain itu, The Fed juga akan menawarkan operasi repo overnight sebesar 175 miliar dollar AS dan 45 miliar dollar AS untuk operasi repo dengan jangka waktu dua minggu.

Repo sendiri merupakan operasi jangka pendek yang dilakukan ketika lembaga keuangan memberikan jaminan berkualitas tinggi dengan imbalan cadangan tunai yang mereka gunakan untuk beroperasi.

Langkah the Fed tersebut dilakukan di tengah gejolak pasar yang begitu ekstrem akibat ketidakpastian yang dipicu virus corona.

Yield obligasi pemerintah Amerika Serikat awal pekan ini turun ke rekor terendah di tengah maraknya isu likuiditas pasar yang kian mengetat dan ancaman resesi global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com