Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Investasi Saat Pasar Bergejolak? Pertimbangkan 3 Hal Ini Dulu

Kompas.com - 20/03/2020, 07:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar saham anjlok merespon penyebaran virus corona yang kian pesat di berbagai belahan dunia.

Dalam kondisi pasar saham anjlok seperti saat ini, tidak sedikit investor yang masuk untuk membeli saham yang harganya menukik. Namun, tak sedikit juga yang tetap tenang menunggu perkembangan kondisi.

Menurut Michael Liersch, pakar perilaku finansial dan global head of wealth planning and advice di JP Morgan Chase menyatakan, dalam mengelola rencana keuangan di periode turbulensi, ada baiknya Anda mengambil pendekatan proaktif.

Baca juga: Yuk Investasi, Mumpung Harga Saham Murah

Biasanya, seseorang akan mengambil satu dari dua strategi di tengah kondisi pasar yang tak pasti, yakni memutuskan untuk bertindak atau tetap berpegang pada pendekatan 'tidak melakukan apa-apa.'

Mereka yang mengambil pendekatan ekstrim, imbuh Liersch, biasanya adalah investor individu yang terlalu terpancing pada berita-berita jangka pendek dan lupa dengan pandangan jangka panjang.

Nah, bagi Anda yang ingin masuk ke pasar saham saat kondisi pasar yang tak menentu, ada baiknya pertimbangkan sejumlah hal terlebih dahulu.

Mengutip CNBC, Jumat (20/3/2020), berikut sejumlah pertimbangan yang harus Anda pikirkan tersebut.

1. Mengukur kapasitas risiko Anda

Ketika Anda telah mengidentifikasi tujuan Anda, yakni alasan Anda berinvestasi, tanya kepada diri sendiri terkait seberapa besar risiko yang dibutuhkan untuk sukses mencapainya.

Liersch menyarankan, jadikan keputusan apakah Anda harus atau tidak harus mengambil risiko sebagai prinsip dan pedoman Anda.

"Jika Anda harus mengambil risiko, jawabannya adalah kembali mengevaluasi portfolio investasi Anda atau kembali memikirkan apakah strategi yang Anda lakukan sesuai untuk Anda," ujarnya.

Baca juga: Pasar Bergejolak, Ini Tips Menyusun Portofolio Investasi Anda

2. Cek kebutuhan arus kas Anda

Jika Anda membutuhkan uang dalam jangka pendek, maka kemungkinan Anda membutuhkan uang dari investasi Anda sekarang.

Namun, jika Anda memiliki tujuan jangka panjang, maka Anda memiliki kapasitas yang besar untuk mengambil peluang.

"Melihat keseimbangan antara kebutuhan untuk mengambil risiko dan kapasitas untuk melakukannya dapat membantu investor memahami apakah dinamika pasar sangat relevan bagi mereka atau tidak," ungkap Liersch.

Baca juga: Harga Minyak dan IHSG Merosot, Investasi Apa yang Cocok?

3. Cek toleransi diri terhadap risiko

Liersch pun menyarankan Anda melakukan asesmen terkait bagaimana gejolak pasar mengubah toleransi diri Anda terhadap risiko.

"Meskipun penting untuk berempati dengan diri sendiri dan mengenali emosi yang Anda rasakan di tengah gejolak pasar, hal itu seharusnya tidak menjadi prioritas pertama Anda," terang Liersch.

Sebaliknya, biarkan tujuan Anda mengatur pengambilan keputusan investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com