Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Corona, Apple Batasi Pembelian Ponsel di Sejumlah Negara

Kompas.com - 20/03/2020, 19:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

SHANGHAI, KOMPAS.com - Pabrikan ponsel dan barang-barang elektronik, Apple Inc, telah melakukan sejumlah langkah untuk bertahan di tengah wabah pandemi corona. Salah satunya membatasi pembelian pelanggan.

Dikutip dari Reuters, Jumat (20/3/2020), Apple telah membatasi pembelian Iphone di toko online-nya hingga maksimum 2 perangkat per orang. Kebijakan ini telah direalisasikan di beberapa negara, dua di antaranya adalah AS dan China.

Pembatasan pembelian ini dilakukan usai pabrikan ponsel itu menutup banyak tokonya di beberapa negara, termasuk China akibat virus corona yang terus menyebar.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Giliran Apple Tutup Kantor dan Ritel di China

Pembatasan ini pertama kali terjadi lagi sejak tahun 2007 lalu saat Apple pertama kali diperkenalkan. Pada 2007, pembatasan diberlakukan untuk mencegah orang membeli banyak dan menjualnya kembali.

Pembatasan juga dilakukan untuk melimitasi pukulan telak pada penjualannya akibat corona, baik karena terganggunya rantai pasokan maupun lemahnya permintaan beberapa bulan belakangan.

Sebagai informasi, ketika wabah corona melanda China, Apple menutup semua gerai ritel dan mortirnya hingga 13 Maret 2020. Foxcoon, mitra manufaktur terpentingnya, juga menghentikan sementara operasi. Meskipun kini pendiri Foxcoon, Terry Gou mengatakan produksinya telah kembali normal.

Pada Februari lalu, CEO Apple Tim Cook sempat menulis surat yang memperingatkan para investor. Isi surat menyebutkan, perusahaan kemungkinan tidak bisa memenuhi proyeksi pendapatan awal karena wabah itu.

Saat ini, pabrik-pabrik di China telah kembali beroperasi. Namun Apple dan perusahaan perangkat keras lainnya harus menghadapi permintaan yang melemah ketika negara-negara di seluruh dunia masih menutup toko ritel dan bersusah payah melawan virus.

Meski telah membuka kembali toko-tokonya di China secara bertahap, pada tanggal 13 Maret 2020 pula, perseroan mengumumkan menutup semua toko-tokonya di luar China untuk melawan penyebaran virus.

Sementara itu menurut periset smartphone yang bekerja di perusahaan riset Canalys, Nicole Peng, pembatasan pembelian yang dilakukan Apple kemungkinan untuk mencegah calo menimbun perangkatnya dan menjual kembali di pasar gelap.

"Ini terjadi di masa lalu di Asia ketika ada peluncuran iPhone baru dan calo melihat peluang untuk menjual ke Cina daratan, di mana ponsel baru lebih sulit untuk dibeli pada saat itu," katanya.

"Sekarang, toko-toko di seluruh dunia tutup, para calo online pun melihat peluang yang sama (dengan kala itu)," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com