Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Corona, Pengusaha Laundry Kebanjiran Cucian Karpet

Kompas.com - 23/03/2020, 11:58 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekhawatiran penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 membuat banyak orang melakukan sterilisasi di rumah. Salah satunya mencuci karpet yang dianggap bisa jadi tempat menempel virus.

Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI), Apik Primadya, mengatakan sejak merebaknya virus corona membuat peningkatan signifikan pada penggunaan jasa binatu, khususnya untuk karpet rumah.

"Kalau di teman-teman usaha laundry yang tergabung di asosiasi, rata-rata mengalami kenaikan. Kita lihat kenaikannya ada yang 20 persen sampai 50 persen. Terutama paling banyak karpet," kata Apik kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Menurut dia, deterjen dan proses pemanasan selama pengeringan laundry jadi alasan banyak orang menggunakan jasa laundry untuk membersihkan karpet di tengah kekhawatiran infeksi virus corona.

Baca juga: Rupiah Resmi Menjadi Mata Uang Terlemah di Asia

"Karena pelanggan tahu kalau proses laundry bisa mematikan kuman dan virus lewat high consentrate pada deterjen. Kemudian setelah pencucian ada pengeringan di suhu 70 derajat, dan proses sertrika uap yang panasnya 80 derajat. Otomatis semua proses ini mematikan virus," jelas Apik.

Pemilik usaha Apique Laundry ini berujar, tak semua pengusaha laundry yang tergabung di asosiasi menikmati kenaikan pemesanan.

"Kalau di rumah-rumah atau pemukiman memang naik tinggi. Tapi banyak juga laundry yang malah merosot setelah corona. Terutama yang lokasinya dekat dengan perkantoran dan kampus-kampus," ungkap dia.

Kendati demikian, sebagai konsekuensi akibat penyebaran virus corona, pengusaha laundry juga terpaksa melakukan pengetatan, terutama di penerimaan cucian.

Baca juga: Kata Ahok, Beli BBM Pertamina Tak Perlu ke SPBU, Bisa Diantar ke Rumah

"Sebelum masuk mesin cuci, ini yang perlu kita waspadai. Kita buat aturan ketat untuk petugas front liner harus menggunakan APD (alat pelindung diri), minimal masker, sarung tangan, dan hand sanitizer. Ruangan juga kita semprot desinfektan," kata Apik.

"Kita juga tidak lagi menerima cucian dari rumah sakit. Dan kita juga harapkan, bagi masyarakat yang statusnya ODP maupun PDP kita tidak berani menerima," kata dia.

Update corona di Indonesia

Per Jumat (21/3/2020), jumlah pasien virus corona Covid-19 masih terus bertambah di Indonesia. Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Covid-19 Achmad Yurianto kembali mengumumkan adanya kasus baru di Indonesia.

Adapun jumlahnya adalah sebanyak 60 kasus. Jadi, total kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini berjumlah 369 kasus. Persebaran wilayah kasus penularan virus ini pun terus bertambah.

Dari jumlah kasus yang tercatat, 17 pasien telah dinyatakan sembuh dan 32 orang dinyatakan meninggal dunia. Sejauh ini, jumlah kasus kematian di Indonesia akibat Covid-19 menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Di Indonesia, rasio jumlah pasien dan kematian bagi pasien positif corona termasuk yang tertinggi di dunia. 

Baca juga: Hindari PHK karena Corona, Emirates Pangkas Gaji Karyawan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Whats New
Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com