Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Corona, Pemerintah Diminta Potong Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara hingga Bos BUMN

Kompas.com - 23/03/2020, 12:11 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana melakukan realokasi anggaran Kementerian/Lembaga kurang prioritas dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2020 untuk melakukan percepatan pencegahan dan penanganan virus corona (covid-19).

Nilai realokasi anggaran tersebut mencapai Rp 62,3 triliun, berasal dari pemangkasan penghematan sejumlah belanja di kementerian/lembaga. Termasuk belanja barang, seperti perjalanan dinas yang dipangkas hingga 50 persen, honor, dana yang terblokir, serta output cadangan.

Meski angka realokasi anggaran tersebut cukup besar, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai langkah tersebut belum cukup.

Baca juga: Hindari PHK karena Corona, Emirates Pangkas Gaji Karyawan

Menurut dia, pejabat, menteri, direksi hingga komisaris BUMN seharusnya memiliki kesadaran untuk memotong uang gaji atau tunjangan, dialihkan untuk meningkatkan jumlah alat medis, test kit virus corona, atau fasilitas kesehatan lain.

"Kalau saja 30 hingga 40 persen gaji dan tunjangan dipotong, belanja pegawai dikurangi untuk eselon atas, pasti akan ada trust dari masyarakat dan investor bahwa pemerintah memang serius menangani corona bersama-sama," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Sebagai informasi, saat ini nilai tukar rupiah kian tertekan terhadap dollar AS di pasar spot. Berdasarkan data perdagangan pasar spot Bloomberg pada pukul 11.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada pukul 11.00 WIB Rp 16.550.

Angka tersebut lebih lemah 590 poin atau 3,7 persen dibanding penutupan perdagangan kemarin yang berada di level Rp 15.950 per dollar AS.

Bhima pun menilai, nilai tukar rupiah mungkin saja bergerak hingga ke level Rp 17.500 dalam waktu dekat jika realokasi anggaran pemerintah tidak terealisasi dalam waktu dekat.

Pasalnya, investor saat ini sangat memerhatikan langkah pemerintah dalam menangani virus corona serta jumlah corban meninggal yang juga terus bertambah setiap hari.

Baca juga: Rupiah Dekati Rp 17.000, Fundamental Ekonomi RI Jauh Lebih Kuat dari Krisis 1998

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com