Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Corona, Banjir Produk Impor Hantui PHK Industri Tekstil

Kompas.com - 23/03/2020, 17:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menjadi salah satu industri yang rentan setelah menyebarnya virus corona (Covid-19) usai terhantam banjirnya produk tekstil impor.

Sekretaris Jenderal APSYFI Redma Gita Wirawasta mengatakan, rentannya industri tekstil tak hanya disebabkan oleh Covid-19.

Banjirnya impor garmen dalam beberapa bulan belakangan menambah kekhawatiran pelaku usaha di tengah minimnya pangsa pasar.

Baca juga: RI Dicoret AS dari Daftar Negara Berkembang, Pengusaha Tekstil Risau

"Industri mulai slowdown, ditambah Covid-19. Tekanan akan terjadi tak hanya di industri garmen dan konveksi, tapi kain, benang, dan hulunya," kata Redma dalam konferensi video di Jakarta, Senin (23/3/2020).

Ujung-ujungnya, dia bilang, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan dalam industri tekstil mungkin saja bisa terjadi. Sebab, industri TPT tak lagi memiliki pangsa pasar.

"Kalau kita tidak punya market lagi, PHK bukan hal yang mustahil. Akan ada keterpaksaan perusahaan untuk melakukan PHK karena marketnya kecil. Ini poin yang cukup penting," ucap dia.

Sementara itu, indikasi pelemahan karena virus corona juga terlihat dari beberapa pasar produk tekstil ditutup sementara, seperti Pasar Tanah Abang.

Hal tersebut membuat daya serap tekstil menurun, bahkan bila dibandingkan dengan minggu lalu.

Baca juga: Ini Faktor yang Menyebabkan Pabrik Tekstil Tutup di Indonesia

Kendati penyerapan menurun, hingga saat ini industri tekstil masih bisa berjalan dan belum ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

"Sampai hari ini industri tekstil masih berjalan full. Tapi tiap minggu, tiap hari, perubahan cukup cepat. Nanti kita cepat kita lihat pangsanya seperti apa," ujar Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa di kesempatan yang sama.

Namun karena perubahannya cukup cepat, industri-industri tersebut tak bisa menjamin sampai kapan PHK tidak dilakukan utamanya bila pemerintah tak melakukan relaksasi lebih lanjut bagi perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com