Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliarder Italia Ramai-ramai Donasi untuk Penanggulangan Virus Corona

Kompas.com - 23/03/2020, 20:31 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Miliarder di Italia beramai-ramai melakukan donasi untuk penanggulangan virus corona (Covid-19) yang terus meningkat di negaranya. Pasalnya, kini Italia telah menjadi negara dengan jumlah kasus kematian akibat virus corona terbanyak di dunia.

Hingga Senin (23/3/2020), jumlah pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona di Italia mencapai 59.138 orang dengan 5.475 kasus pasien meninggal dan 7.024 orang berhasil sembuh.

Sejak 9 Maret 2020 pun Italia sudah resmi menerapkan isolasi total atau lockdown negaranya.

Baca juga: Social Distancing, PLN Minta Pelanggan Kirim Foto Meteran, Buat Apa?

Beberapa industri berorientasi ekspor andalan Italia seperti produk fesyen mewah, serta manufaktur terdampak cukup parah akibat virus corona yang membuat aktivitas perekonomian praktis banyak yang terhenti setelah negara tersebut menerapkan lockdown.

Namun demikian, miliarder di Italia tak tinggal diam. Legenda feshen Italia Giorgio Armani misalnya, memberikan donasi sebesar 1,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 21 miliar (kurs: 15.000) untuk rumah sakit yang berada di Milan dan Roma

Selain itu, donasi tersebut digunakan pula untuk lembaga perlindungan sipil Italia yang menjadi koordinator pemerintah dalam menangani wabah virus corona.

Baca juga: Tangani Corona, Pengusaha Prajogo Pangestu Sumbang Rp 2 Miliar

Adapun raksasa perusahaan farmasi Italia Menarini yang dimiliki oleh miliarder Massimiliana Landini Aleotti dan keluarganya, mengubah sebagian pabrikanya di Florence sebagai produsen gel disinfektan untuk persediaan rumah sakit.

Secara keseluruhan, miliarder di Italia telah memberikan lebih dari 33 juta dollar AS atau setara dengan Rp 495 miliar, baik donasi untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lain sejak krisis melanda negeri itu Februari lalu.

"Yang paling mengkhawatirkan bagi saya adalah kebutuhan layanan kesehatan mendesak yang terjadi tak hanya di negeri ini, tapi juga di negara lain di dunia," ujar Armani kepada Forbes.

"Saat ini masih terlalu awal untuk melihat dampak terhadap perekonomian dalam jangka panjang, namun pasti akan sangat signifikan. Namun sejarah mengajarkan kesempatan baru akan muncul dari kondisi krisis yang paling dalam," ujar dia.

Baca juga: Kakak Erick Thohir Sumbang Rp 20 Miliar ke BNPB untuk Penanggulangan Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com