Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menilik Konsumsi Beras Organik dalam Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 30/03/2020, 14:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Hetty Karunia Tunjungsari

DALAM keterangan pers terkait penanganan Covid-19 pada 24 Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan semua Kementerian dan lembaga negara untuk memprioritaskan kebutuhan bahan pokok selama proses pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan terus ditingkatkan karena sektor ini berpotensi besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.

Sebagai bentuk dukungan atas pemberlakuan work from home (WFH) yang menjadi kebijakan pemerintah pusat dalam memutus rantai penyebaran Covid-19, Kementerian Pertanian juga telah menandatangani kesepakatan tentang ketersediaan, stabilisasi pasokan, dan harga pangan, dengan pemasok dan produsen terkait sebelas bahan pokok.

Adapun kesebelas bahan pokok itu diantaranya komoditas beras, jagung, daging ayam, daging sapi, telur, minyak goreng, gula pasir, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.

Baca juga: Soal Wacana Lockdown, Ini Kata Asosiasi Pedagang Beras

Dalam komoditas beras, kita mengenal ada beras organik dan beras non-organik. Pertumbuhan pertanian beras organik di Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup baik selama beberapa tahun ini.

Kementerian Pertanian mencatat, di tahun 2019 setidaknya Indonesia telah mengekspor 252 ton beras organik ke berbagai negara seperti Jepang, Hongkong, Jerman, AS, Perancis, Malaysia, dan Singapura.

Peningkatan produksi beras organik yang dilaporkan di berbagai media telah membuktikan bahwa kualitas beras organik di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan kualitas beras organik dari negara lain, mengingat tingginya nilai ekspor beras organik yang juga selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Potensi pemasaran beras organik memberikan harapan baru bagi para petani untuk memperoleh peningkatan taraf hidup karena hasil panen yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan beras biasa.

Terlepas dari tingginya nilai ekspor beras organik untuk konsumsi mancanegara, sangat disayangkan bahwa bahasan mengenai konsumen beras organik dari dalam negeri justru sangat minim mendapatkan perhatian media.

Padahal, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang telah mengenal beras organik dan mengonsumsi beras ini secara rutin sebagai pengganti beras biasa.

Pasar domestik untuk beras organik semestinya jauh lebih potensial untuk diraih ketimbang pasar ekspor karena kedekatan jarak distribusi mampu meminimalkan berbagai risiko seperti kerusakan/kehilangan akibat proses pengiriman, penurunan kualitas akibat penyimpanan, hingga kelengkapan administrasi penjualan yang lebih sederhana.

Sementara untuk dapat menjual produknya ke pasar mancanegara, petani dituntut untuk memenuhi kebijakan negara tujuan atas berbagai standar kualitas produk, yang bisa jadi membatasi petani untuk memaksimalkan penjualan beras mereka.

Saat ini konsumen dapat menemukan beberapa beras organik yang dijual di sejumlah gerai supermarket di kota-kota besar.

Walaupun jumlahnya masih sangat terbatas dan harga jual yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan beras biasa, minat konsumen domestik akan beras organik mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Budi, petani organik asal Jonggol, Jawa Barat, menceritakan bahwa selama tiga tahun terakhir ini jumlah pelanggan beras organiknya meningkat sekitar 15 persen.

Peningkatan ini memang tidak terlalu signifikan dikarenakan kapasitas produksinya yang memang masih terbatas.

Mitra Petani

Adapun Eko, konsultan yang bergerak di bidang pertanian organik, menyebutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir ini jumlah mitra petani organik yang didampinginya mengalami peningkatan pesat di berbagai daerah baik di pulau Jawa hingga mencapai 40 mitra.

Lantas, siapa konsumen beras organik dari pasar domestik?

Baca juga: Apa Cukup Beras Bulog Jika Terjadi Lockdown?

Surono, Ketua Kelompok Tani Aji1 Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, menjelaskan bahwa hingga saat ini beras organik yang diproduksi kelompoknya masih banyak dijual kepada pemasok beras di pasaran sebagai beras biasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com