BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek

Covid-19 Mengintai, Aplikator Tak Tinggal Diam Lindungi Para Mitra Ojol yang Ada di Garda Terdepan

Kompas.com - 01/04/2020, 17:47 WIB
Kurniasih Budi,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari pendapatan harian sedikit banyak terdampak pemberlakuan physical distancing.

Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan itu demi mencegah menyebarnya Covid-19.

Saat berbicara lewat video conference dari Istana Bogor, Selasa (31/3/2020), Presiden Jokowi berkomitmen memberi berbagai kemudahan bagi sejumlah sektor usaha maupun masyarakat yang terdampak wabah virus Corona.

Masyarakat yang terkena dampak secara ekonomi di antaranya, sopir taksi, nelayan, dan tukang ojek.

Sejumlah pengemudi ojek online tak lagi mendapat banyak order sejak penerapan physical distancing. Pasalnya, tak banyak lagi pekerja yang berangkat ke kantor dan tak ada lagi pelajar yang pergi ke sekolah.

Baca juga: Driver Ojol Disarankan Fokus Antar Barang di Tengah Virus Corona

Seperti yang dialami salah satu pengemudi ojek online, Yono yang mengaku penghasilannya turun. Lelaki yang tinggal di Jakarta itu telah menjadi mitra Gojek sejak beberapa tahun terakhir.

Ayah dari tiga anak itu tak pilih-pilih dalam melayani customer, mulai dari mengangkut penumpang, mengantar barang, hingga mengantar pesanan makanan.

Demi mencegah penyebaran Covid-19, selama melayani customer ia mengenakan masker. Selama ini, ia membeli masker itu dengan uang pribadi.

Kini, perusahaan teknologi, Gojek, menyediakan ratusan ribu paket kesehatan (safety kit) yang dibagikan di lebih dari 1.300 titik.

Safety kit itu dibagikan kepada puluhan ribu mitra driver di lebih dari 80 kota di seluruh Indonesia.

Paket kesehatan tersebut berupa masker, hand sanitizer, vitamin, dan penyemprotan disinfektan pada sepeda motor serta mobil mitra pengemudi.

Adapun jumlah paket di setiap daerah disesuaikan dengan ketersediaan dari masing-masing alat kesehatan yang saat ini jumlahnya sangat terbatas.

ilustrasi maskershutterstock ilustrasi masker
Apalagi saat ini, ketersediaan alat-alat kesehatan, terutama masker, semakin langka.

Padahal, masker merupakan salah satu alat perlindungan diri yang paling dibutuhkan untuk meminimalisir risiko penularan bagi golongan rentan terkena Covid-19.

Mereka adalah orang yang masih memiliki mobilitas tinggi seperti para driver yang jumlahnya mencapai jutaan orang.

Komisaris Utama Gojek, Garibaldi Thohir, mengatakan, Gojek telah mendapatkan izin impor masker dari Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan.

Ia menegaskan, Gojek merupakan perusahaan on-demand pertama yang mendapatkan izin impor tersebut.

“Diberikannya izin impor masker ini akan memastikan tidak terganggunya ketersediaan dan produksi masker dan alat-alat perlindungan diri lain di Indonesia yang saat ini dialokasikan sepenuhnya untuk kebutuhan rumah sakit dan tenaga kesehatan,” kata Garibaldi dalam pernyataan tertulis, Selasa (1/4/2020).

Pandemi Covid-19, ia melanjutkan, menempatkan jutaan mitra driver di garda terdepan untuk membantu masyarakat, yang harus membatasi ruang geraknya guna menekan penyebaran virus di masa pandemi ini.

Untuk itu, Gojek melakukan berbagai upaya untuk menyediakan alat perlindungan diri agar para mitranya bisa bertugas secara prima dan terminimalisir dari risiko penularan.

Garibaldi menjelaskan, Gojek mengambil peran aktif untuk mendukung upaya pemerintah menekan penyebaran Covid-19.

Komisaris Utama Gojek Garibaldi Thohir (kanan) dan Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo (kiri) menyambut kedatangan masker impor di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (1/4/2020). Masker itu nantinya diberikan kepada para mitra driver dan tenaga medis Indonesia selama pandemi Covid-19.Dok. Gojek Komisaris Utama Gojek Garibaldi Thohir (kanan) dan Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo (kiri) menyambut kedatangan masker impor di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (1/4/2020). Masker itu nantinya diberikan kepada para mitra driver dan tenaga medis Indonesia selama pandemi Covid-19.
Mitra driver yang populasinya tinggi dan sering berinteraksi dengan orang lain dalam keseharian mereka mengantar makanan, bahan pokok, obat-obatan dan barang lainnya untuk masyarakat, merupakan kelompok yang keamanan dan kesehatannya perlu dijaga.

“Dengan mitra driver yang aman, maka kebutuhan masyarakat Indonesia bisa terpenuhi di masa yang penuh tantangan ini,” ucapnya.

Hans Patuwo selaku Chief Operations Officer Gojek menambahkan, manajemen Gojek mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini BNPB, Kementerian Kesehatan, Bea Cukai, dan Garuda Indonesia yang membantu pengadaan masker.

“Kami tidak ingin mengganggu ketersediaan dan produksi dalam negeri yang sangat dibutuhkan tenaga kesehatan dan masyarakat yang masuk kelompok rentan Covid-19,” kata dia.

Masker untuk tenaga medis

Rencananya, Gojek mendonasikan masker impor tersebut kepada Yayasan Anak Bangsa Bisa.

Yayasan kemudian mengalokasikan bantuan itu pada mitra pengemudi Gojek dan sebagian lagi disumbangkan kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan Covid-19.

Baik para mitra pengemudi maupun tenaga medis bagaikan pahlawan yang berada di garda terdepan saat pandemi virus corona.

“Tidak hanya untuk mitra driver, Gojek juga memahami pentingnya memastikan para tenaga kesehatan tetap mendapat pasokan masker yang dibutuhkan. Itu sebabnya Gojek juga akan menyalurkan sebagian masker yang diimpor ini kepada pemerintah untuk dapat dialokasikan kepada para tenaga kesehatan yang ditempatkan di rumah sakit rujukan pemerintah,” katanya.

Jaring pengaman sosial

Upaya Gojek melindungi mitra dilakukan dari hulu ke hilir. Gojek telah menggalang Dana Bantuan Mitra Gojek senilai Rp 100 miliar, yang terkumpul dari donasi jajaran manajemen senior Gojek sebesar 25 persen gaji tahunan mereka serta pengalihan anggaran kenaikan gaji tahunan karyawan.

Dana Bantuan Mitra Gojek (Gojek Partner Support Fund) ini akan dikelola oleh Yayasan Anak Bangsa Bisa yang didirikan Gojek.

Sebagai informasi, prioritas utama yayasan itu adalah mendukung keberlangsungan pendapatan mitra pengemudi dan mitra lainnya di tengah periode ketidakpastian ini.

Skema khusus

Gojek juga telah mengumumkan skema bantuan pendapatan bagi mitra driver apabila ada yang terdiagnosa positif Covid-19.

Ia mengatakan, Gojek merupakan perusahaan on-demand pertama di Indonesia yang memberlakukan skema bantuan pendapatan bagi mitra driver.

Program dana bantuan ini kemudian juga diperluas kepada mitra pengemudi dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan harus dikarantina berdasarkan rujukan pemerintah.

Dengan demikian, para pengemudi itu masih dapat mendukung keluarganya ketika mereka harus dikarantina dan tidak dapat bekerja.

Adapun perluasan program dana bantuan ke driver status PDP dan PDP ini akan dikelola Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB).

Gojek pun tak henti mengedukasi para mitranya mengenai pencegahan Covid-19, termasuk memperkenalkan inovasi contactless delivery pada layanan pesan-antar makanan GoFood serta GoSend, GoShop dan GoMart, guna meminimalisir kontak fisik langsung dalam pengantaran makanan dan barang.

Perusahaan teknologi yang memelopori model Super App dan ekosistem terintegrasi terus proaktif melakukan upaya menjaga keamanan dan kesehatan bersama bagi ekosistemnya.

Inisiatif itu bagian dari prioritas Gojek meminimalisir penyebaran virus corona (COVID-19), mengingat mitra pengemudi berada di garda terdepan dalam membantu puluhan jutaan masyarakat yang harus membatasi ruang gerak dengan berada #dirumahaja.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com