Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Cara Agar Pemerintah Mampu Menekan Defisit Anggaran

Kompas.com - 10/04/2020, 12:42 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam mengatakan ada tiga cara agar pemerintah mampu menekan defisit fiskal yang melebar akibat tekanan pandemi virus corona (Covid-19).

"Pertama, pemerintah hendaknya mendahulukan penerbitan surat utang atau SUN domestik berdenominasi rupiah dengan mengutamakan skema pembelian oleh Bank Indonesia," katanya kepada Kompas.com, Jumat (10/4/2020)

Alasannya, sentimen pasar keuangan global saat ini dinilai masih sangat negatif akibat ketidakpastian yang dipicu oleh pandemi Covid-19. Kondisi ini dinilai membuat minat pembeli sangat rendah.

Baca juga: Curhat Luhut, dari Jadi Prajurit hingga Wejangan Gus Dur...

Menurutnya, jika pemerintah tetap memaksakan menerbitkan SUN global di tengah kondisi sekarang ini, maka bunga kuponnya akan lebih tinggi dan tenor juga akan menjadi lebih lama. Itu terbukti dengan diterbitkannya SUN global bertenor 50 tahun baru-baru ini.

"Padahal, penerbitan SUN domestik dengan pola pembelian oleh BI memungkinkan pemerintah untuk menetapkan suku bunga atau kupon SUN yang lebih rendah dengan tenor yang wajar. Dengan begitu pemerintah tidak akan dibebani oleh pembayaran bunga SUN yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang," jelas Piter.

Piter menilai, ekspansi moneter yang terjadi melalui pembelian SUN Domestik oleh BI diyakini tidak akan mendorong peningkatan inflasi yang berlebihan. Sebab, tekanan inflasi di tengah wabah Covid-19 cenderung menurun akibat rendahnya permintaan. 

Baca juga: Ada PSBB Jakarta, Bagaimana Operasional Bandara Soetta dan Halim?

Usulan kedua dari Core, meskipun rupiah dalam tekanan pelemahan akibat ketidakpastian pasar keuangan global, pemerintah tidak perlu terburu-buru menambah suplai dollar AS dengan menerbitkan SUN global.

Sebab, posisi cadangan devisa saat ini relatif masih cukup besar untuk membiayai intervensi Bank Indonesia dalam rangka stabilisasi nilai tukar.

Selain cadangan devisa, BI juga memiliki second line of defense berupa fasilitas pinjaman ke Dana Moneter Internasional (IMF), perjanjian kerja sama swap arrangements dengan beberapa bank sentral, serta yang terakhir fasilitas Repo Line dari The Fed.

Baca juga: Sektor Saham Ini Bakal Raup Untung di Tengah PSBB Jakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com