Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gula hingga Jahe Merah Meroket, Omzet Industri Makanan Tergerus

Kompas.com - 11/04/2020, 15:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri Kecil dan Menengah (IKM) kekurangan bahan baku untuk tetap bisa beroperasi di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, pasokan bahan baku itu sulit didapat dan harganya terbilang meningkat.

"Data yang kami terima, yaitu pasokan bahan baku IKM makanan sulit didapat dan harganya saat ini terbilang meningkat," kata Gati dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Beberapa harga bahan baku yang melonjak antara lain, harga kedelai dari Rp 6.700 menjadi Rp 8.500. Meski masih mudah ditemui di Pulau Jawa, keberadaan kedelai sulit dicari di Sulawesi.

Baca juga: Siap-siap, Pemerintah Bakal Guyur 250.000 Ton Gula ke Pasar

Selain itu, harga gula pasir yang terus melonjak dari Rp 12.500 per kilogram menjadi Rp 18.000 - Rp 21.000 per kilogram turut membuat industri megap-megap.

"Karena mahal ada pembatasan pembelian gula pasir maksimal 3 kilo. Kalau ingin membeli kemasan bulk besar, harus di distributor dan dalam jumlah yang besar sekali," ujar Gati.

Meroketnya harga juga terjadi pada bahan baku gula rafinasi, dari Rp 9.000 menjadi Rp 11.000, kemudian harga buah-buahan yang meningkat sekitar 20 persen, dan bahan baku susu segar naik dari Rp 6.500 per liter menjadi sampai Rp 8.500 per liter.

Selain itu, harga jahe merah turut naik hingga melebihi 100 persen ,yakni dari Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 70.000 per kilogram, bahkan mencapai Rp 130.000 per kg di Kota Palu.

Bawang putih juga tak luput dari kenaikan harga, yakni dari Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 55.000 per kg.

Kenaikan harga ini menjadi salah satu penyebab omzet industri menurun 50 persen hingga 90 persen, di samping menurunnya permintaan.

"Pada akhirnya, mereka menjual secara obral stok yang ada agar tidak menumpuk di gudang dan supaya mendapat pemasukan," ungkap Gati.

Di pasar ekspor, pemberlakukan lockdown alias karantina wilayah menjadi salah satu hambatan. Untuk itu, IKM masih terus menjalankan penjualan secara daring agar tetap mendapatkan pemasukan bagi perusahaan.

"Seraya berharap agar akses pengiriman barang tetap dapat berjalan meskipun akan diberlakukan karantina wilayah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com