Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona, Negara-negara Kawasan Asia Selatan Berisiko Catatkan Kinerja Terburuk dalam 40 Tahun

Kompas.com - 13/04/2020, 18:48 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Negara-negara kawasan Asia Selatan bakal terdampak parah pandemik virus corona (covid-19).

Seperti dilansir dari BBC, Senin (13/4/2020), kawasan Asia Selatan bakal mencatatkan rekor kinerja terburuk selama 40 tahun terakhir akibat virus corona.

Virus corona bakal kian menekan upaya negara-negara kawasan tersebut dalam memerangi kemiskinan dalam beberapa dekade terakhir.

Meski India, Bangladesh, Sri Lanka dan Pakistan mencatatkan kasus konfirmasi virus corona yang relatif kecil, namun banyak ahli mengkhawatirkan negara-negara tersebut bakal menjadi pusat baru persebaran virus yanh telah tersebar ke 193 negara tersebut.

"Asia Selatan mendapati dirinya dalam badai efek buruk. Pariwisata telah mengering, rantai pasokan telah terganggu, permintaan garmen telah runtuh dan sentimen konsumen dan investor telah memburuk," kata laporan Bank Dunia.

Baca juga: Terapkan Lockdown, Angka Pengangguran di India Bisa Tembus 23,4 Persen

Kawasan Asia Selatan merupakan rumah bagi 1,8 miliar penduduk. Beberapa kota di negara-negara kawasan Asia Selatan diketahui memiliki kepadatan penduduk yang tertinggi di dunia.

Bank Dunia pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut menjadi di ksiaran 1,8 persen hingga 2,8 persen dari yang sebelumnya sebesar 6,3 persen sebelum pandemik virus corona.

Setidaknya, separuh negara di kawasan Asia Selatan bakal jatuh ke dalam jurang resesi yang cukup dalam.

Bank Dunia mencatatatkan, Maldives bakal menjadi negara yang paling terdampak. Pasalnya, negara tersebut mengandalkan pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian. Menurut Bank Dunia, Perekonomian Maldives bisa mengalami koreksi hingga 13 persen.

Adapun India, diperkirakan hanya tumbuh 1,5 persen, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5 persen.

Bank Dunia pun telah memberi rekomendasi kepada pemerintah di negara-negara tersebut untuk meningkatkan tindakan darurat kesehatan, melindungi masyaraat terutama masyarakat miskin dan rentan, serta membangun skenario untuk pemulihan ekonomi secara cepat.

Bank Dunia pun merekomendasikan pemerintahan negara setempat untuk membentuk program kerja sementara bagi pekerja migran, serta melakukan relaksasi kredit untuk individu maupun perusahaan.

Bank Dunia juga meminta pemerintah untuk memangkas birokrasi pada proses impor dan ekspor komoditas penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com