JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan kerugian akibat pandemi virus corona (covid-19) akan mencapai 9 triliun dollar AS pada 2020-2021, atau setara Rp 144.000 triliun (kurs Rp 16.000 per dollar AS).
Angka tersebut, jauh lebih besar dari gabungan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman dan Jepang.
Di dalam keterangan tertulisnya, Ekonom dan Direktur Riset IMF Gita Gopinath mengatakan, tidak ada satupun negara yang selamat dari krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Baca juga: KSPI: Pemberian Izin Operasi Perusahaan Besar Berlawanan dengan Kebijakan PSBB
Negara-negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada layanan pariwisata hingga hiburan bakal mengalami disrupsi yang hebat.
Adapun negara berkembang bakal mengalami tekanan terhadap perekonomian mereka akibat arus keluar modal asing akibat meningkatnya risiko perekonomian global, selain itu juga mengalami tekanan mata uang.
"Negara-negara berkembang dalam waktu yang bersamaan juga harus menghadapi sistem kesehatan yang lemah, serta ruang fiskal yang terbatas untuk meningkatkan dukungan terhadap layanan kesehatan," ujar Gopinath dalam keterangannya yang dikutip Kompas.com, Rabu (15/4/2020).
Baca juga: MTI: Jangan Ojol Terus yang Jadi Anak Emas
Beberapa negara dengan kondisi perekonomian yang sudah lemah pun akan tertekan oleh tingkat utang yang tinggi.
IMF menyebut krisis yang terjadi tahun ini sebagai Great Lockdown lantaran banyak negara yang menerapkan karantina besar-besaran untuk menanggulangi penyebaran virus.
Hal tersebut mengakibatkan aktivitas ekonomi kolaps dan belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah dunia.
Baca juga: Skenario Terberat Corona, Ini Dampaknya ke Angka Kemiskinan dan Pengangguran