Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tugas Kementan Itu Memastikan Pangan Tersedia..."

Kompas.com - 16/04/2020, 20:12 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Suhardi Duka mempertanyakan program Kementerian Pertanian seperti Pasar Tani dan Toko Tani yang tujuannya untuk menstabilkan harga bahan pangan.

Sebab menurut dia, tugas stabilisasi harga merupakan ranah Kementerian Perdagangan. Sementara, Kementan hanya menjaga ketersediaan bahan pangan buat masyarakat.

"Saya kira kalau persoalan harga itu adalah mekanisme pasar dan juga diatur oleh Kemendag. Saya kira terlalu jauh tangannya Kementan untuk mengatur harga di pasar. Begitu juga dengan operasi pasar ada Bulog," ujar Suhardi dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Menteri Pertanian, Kamis (16/4/2020).

"Tugas Kementan itu memastikan pangan tersedia, bibit ada, ditanam oleh petani, kemudian panen ada. Itulah ketersediaan pangan," lanjutnya.

Baca juga: Mentan: Stok Daging Sapi hingga Telur Ayam Surplus

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun menanggapi pernyataan dari Suhardi tersebut.

Menurut dia, hadirnya program Tani tersebut sebagai tindakan cepat Kementan untuk menstabilkan harga bahan pokok di pasaran.

"Kalau saya menunggu dari Menteri Perdagangan untuk mengatur stabilisasi harga, harga akan jatuh. Oleh karena itu Pasar Tani itu bukan pasar baru. Kita mengenergikannya," jelasnya.

Dalam program Tani, pihaknya melibatkan perusahaan rintisan (startup) untuk memasarkan 11 komoditas kepada masyarakat. Dengan begitu, meski bahan pokok langka, adanya Pasar Tani harga bisa segera stabil.

"Dan Pasar Tani tidak sampai di sayur. Oleh karena itu kami bekerja sama dengan startup yang sudah sampai ke sayur. Pasar Tani itu hanya sebelas komoditas itu pak. Dan itu hanya bisa menstabilisasi antara harga yang ada, yang bisa bermain menjadi besar," katanya.

Baca juga: Lawan Corona, Mentan: Ini Pertarungan Dunia Akhirat...

Selain itu, soal harga gula yang sempat melambung tinggi, menurut Syahrul juga bukan kewenangannya. Namun, pihaknya bersama tim Kementan berupaya mengatasi kelangkaan gula yang membuat harganya melonjak.

"Saya habis cek di Aceh masih Rp 19.000 per kilogram. Padahal, di sana ada beberapa pabrik gula yang sudah mulai produksi," ucapnya.

"Mungkin dalam dua sampai tiga hari ini kita bisa lihat seperti apa yang ada. Intervensi ini mestinya bukan Menteri Pertanian, bapak pimpinan. Tapi kalau ini kita biarkan akan jadi soal," tambah Mentan.

Baca juga: Peternak Adukan Harga Daging Ayam dan Telur Anjlok ke DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com