Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset KG Media: 3 Kunci bagi Brand Menghadapi Pandemi

Kompas.com - 23/04/2020, 22:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona (Covid-19) yang menghantam RI mengubah perilaku masyarakat secara masif. Hal itu terjadi saat masyarakat melakukan isolasi diri untuk memutus rantai virus sehingga muncul pola perilaku baru.

Melalui survei daring terhadap 2.103 responden dan studi digital independen di platform Google Analytics, ada 3 temuan kunci yang bisa dilakukan brand/merek untuk menghadapi pandemi.

Pemimpin redaksi Kompas.com, Wisnu Nughroho mengatakan, temuan kunci ini telah disusun oleh KG media research dalam sebuah white paper tentang pola perilaku dengan judul INDONESIA BINGUNG: Perilaku Konsumen Indonesia di Tengah Wabah Covid-19. Tiga temuan itu meliputi:

1. Brand bisa mengurangi kebingungan melalui informasi tepercaya

Munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia memunculkan beragam respons. Namun ada sentimen was-was yang terlihat. Sebanyak 76 persen dari orang yang disurvei membatasi diri agar tidak berkumpul, 27 persen mengurung diri dalam rumah, dan 21 persen mengumpulkan barang-barang esensial (masker, hand sanitizer, dan obat-obatan).

Baca juga: Kendaraan Dilarang Keluar Jabodetabek, Bagaimana Nasib Pekerja di Karawang?

Meski mayoritas terlihat menjaga diri, sekitar 22 persen responden mengaku masih melakukan aktivitas seperti biasanya.

Di sisi lain, jumlah informasi mengenai Covid-19 pun tak serta merta menjadi panduan masyarakat untuk menghadapi sebuah pandemi. Banyaknya informasi yang berseliweran justru semakin memperparah kepanikan.

"Media sosial utamanya, yang menjadi sumber informasi kebanyakan masyarakat belum tentu valid dan justru menambah was-was orang lain. Beruntung, masih banyak masyarakat dengan media lewat produk jurnalistik yang kredibel," ujar Wisnu.

Sebanyak 70 persen responden masih mengandalkan informasi dari berita seperti Kompas TV, Metro TV, Line Today, Kompas.com, dan sebagainya. Namun masih banyak pula yang percaya dengan opini atau informasi yang keluar dari influencer yang bukan ahlinya.

Baca juga: PLN Minta Pelanggan Kirim Foto Meteran Listrik Melalui WhatsApp

Untuk itu, inilah kesempatan sebuah brand untuk muncul dan menjadi pengantar pesan kebaikan saat banjir informasi melanda.

Misalnya, brand seperti Coca-Cola banyak menyebarkan pesan pembatasan sosial melalui berbagai format dan konten. Restoran cepat saji seperti Popeyes juga menggunakan momen pembatasan sosial untuk memberikan kata sandi aplikasi Netflix gratis bagi konsumen yang berada di rumah.

"Sebagai sebuah brand, wajar jika topik tentang Covid-19 ingin dihindari untuk menjaga citra, namun justru kebutuhan akan informasi ini bisa digunakan oleh brand untuk ikut membantu menyebarkan informasi yang baik dan benar alias terpercaya," ujar Wisnu.

Baca juga: Kapal Penumpang Dilarang Beroperasi hingga 8 Juni 2020

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com