Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lockdown" Akan Dicabut, Harga Emas Dunia Melorot

Kompas.com - 28/04/2020, 09:01 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas kembali mengalami penurunan pada pada akhir perdagangan Senin (27/4/2020) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Logam mulia tertekan dengan rencana banyak negara untuk memperlonggar lockdown yang disebabkan oleh virus corona dan kenaikan imbal hasil surat utang AS membangkitkan minat investor terhadap aset-aset berisiko.

Beberapa negara bagian AS dan negara-negara Eropa bersiap untuk mencabut locddown.

Namun, langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah di banyak negara masih memberikan dukungan terhadap emas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh 11,8 dollar AS atau 0,68 persen, ditutup pada 1.723,8 dollar AS per ounce.

Baca juga: Selama Wabah Corona, Harga Emas Pegadaian Melonjak 21 Persen

Para investor fokus pada berita beberapa negara bagian AS dan negara-negara Eropa bersiap-siap untuk mengangkat kuncian mereka, dengan beberapa investor beralih ke aset-aset berisiko, terutama ke pasar saham untuk mencari keuntungan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 271,25 poin atau 1,14 persen ke level 24.046,52 pada pukul 17.55 GMT.

Logam mulia didukung ketika indeks dollar AS turun 0,29 poin atau 0,29 persen ke level 100,09 pada pukul 17.50 GMT.

Para analis pasar berpendapat bahwa investor tetap khawatir atas efek jangka menengah dan jangka panjang dari stimulus yang menyebabkan inflasi dimasukkan ke dalam ekonomi global oleh pemerintah-pemerintah dalam upaya untuk mencegah depresi ekonomi akibat Covid-19.

"Sementara latar belakang makro yang lebih luas tetap mendukung harga emas dalam waktu dekat, mereka juga melacak imbal hasil nyata paling dekat. Imbal hasil surat utang AS berdetak lebih tinggi pagi ini dan berakhir lebih tinggi yang membebani harga emas," kata analis Standard Chartered Bank Suki Cooper, seperti dikutip oleh Reuters.

"Pembelian safe haven terus mendukung emas terutama melalui arus masuk ETF dan permintaan investor ritel yang berkelanjutan ... Jadi jika kita melihat ekonomi yang berbeda mulai dibuka kembali, kita mungkin melihat beberapa permintaan safe haven mulai berkurang," tambah dia.

Laporan ekonomi yang akan dirilis minggu ini termasuk indeks kepercayaan konsumen pada Selasa waktu setempat, laporan produk domestik bruto dan pengumuman FOMC pada Rabu (29/4/2020), klaim pengangguran awal, pendapatan pribadi, dan pengeluaran konsumen pada Kamis (30/4/2020), dan indeks manufaktur ISM pada Jumat (1/5/2020).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 5,3 sen atau 0,35 persen, menjadi 15,21 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 3,2 dollar AS atau 0,41 persen pada 777 dollar AS per ounce.

Baca juga: Nabung Emas Bisa Jadi Investasi Menguntungkan Saat Pandemi Covid-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com