Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Emas Fisik Berkurang, Pembeli Berani Bayar Lebih Mahal 3 Kali Lipat

Kompas.com - 28/04/2020, 14:57 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

NEW YORK, KOMPAS.com - Investor ritel tidak mendapatkan cukup emas selama krisis kesehatan akibat pandemi virus corona Covid 19. Bahkan investor ritel bersedia membayar dengan nilai mengejutkan untuk mendapatkannya.

Mengutip Kontan.co.id, Selasa (28/4/2020), konsumen yang ingin membeli koin emas biasanya harus membayar lebih dari harga per ounce yang dikutip di bursa London dan New York.

"Nilainya lebih tinggi 135 dollar AS, naik tiga kali lipat dari dua bulan lalu," kata Robert Higgins, CEO Argent Asset Group LLC di Wilmington, Delaware seperti dikutip Bloomberg.

Baca juga: "Lockdown" Akan Dicabut, Harga Emas Dunia Melorot

"Tidak pernah ada waktu bagi American Gold Eagles di tingkat premium ini," lanjut Higgins dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.

Lonjakan harga ini juga didorong oleh pembatasan gerak untuk pencegahan penyebaran virus corona. Ini menyebabkan berkurangnya pasokan koin emas dan emas batangan yang tersedia untuk pengiriman di seluruh dunia.

Pada saat yang sama, status emas batangan kini makin memikat para investor yang bingung akibat gejolak ekonomi.

"Dunia dalam ketidakseimbangan pasokan dan permintaan sehingga selama kondisi tersebut terjadi maka premi harga emas akan tetap ada," kata Higgins.

Koin emas melonjak karena tekanan pasokan dan melonjaknya permintaan. Nilai koin emas Certified Coin Exchange berada pada level tertinggi dalam enam tahun.

Tahun lalu, permintaan emas batangan dan emas koin turun 20 persen. Ini permintaan terendah sejak 2009. World Gold Council menyebut, kondisi ini merugikan sebab para pembeli ritel emas.

Baca juga: 5 Keuntungan Punya Tabungan Emas Batangan

Tapi di tahun 2020, kondisi tersebut berbalik. Para investor kembali membeli koin emas yang dijual oleh Mint Amerika Serikat. Pembelian emas pada bulan Maret dalam laju tercepat dalam tiga tahun.

Higgins yang juga mengoperasikan bisnis grosir emas dan biasanya menangani rata-rata 1 juta hingga 1,5 juta ons emas setiap bulan. Tapi kini permintaan melonjak ke lebih dari 6,5 juta ons pada bulan Maret. Ini terjadi karena beberapa penyuling logam mulai melanjutkan operasi parsial.

Mish International Monetary Inc., dealer logam mulia dan koin emas di Menlo Park, California, yang menjual koin emas juga mengatakan bahwa para pelanggan bersedia membayar koin emas satu ounce dengan harga lebih tinggi 7 persen dari harga spot atau hampir 1.851 dollar AS per troy ounce. Sementara saat itu harga spot Jumat ditutup di 1.729,60 dollar AS per troy ounce.

"Ini gila," kata Presiden Mish Robert Mish. Menurut dia ini karena, banyak pembeli tidak mempercayai sistem lagi dan ingin mendapatkan logam mulia di tangan mereka dengan pasti.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pasokan emas fisik berkurang, pembeli berani bayar lebih mahal tiga kali lipat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com