Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi Singapura Bisa Lebih Dalam dari Perkiraan

Kompas.com - 28/04/2020, 18:45 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Bank Sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS) memprediksi risiko resesi di negara tersebut bisa lebih dalam dari perkiraan.

Singapura, yang ekonominya bergantung pada perdagangan bisa terpukul akibat wabah virus corona (Covid-19) yang berlarut-larut tak kunjung usai. Hal tersebut akan memperlambat rebound yang menentukan dalam aktifitas global.

"Masih ada ketidakpastian yang signifikan atas parahnya penurunan (ekonomi), serta pemulihan akhirnya," kata Otoritas Moneter Singapura (MAS) dalam tinjauan ekonomi makro semi-tahunannya dikutip CNBC, Selasa (28/4/2020).

"Adanya risiko penurunan bisa membuat hasil pertumbuhan ekonomi Singapura di bawah kisaran perkiraan," sambungnya.

Baca juga: Singapura Pusing Tampung Tenaga Kerja Asing Selama Corona

Sebagai informasi, saat ini salah satu negara Asia Tenggara itu memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi menyusut hingga -4 persen.

Menumbuhkan risiko terhadap prospek pertumbuhan sehingga perlu mengambil langkah-langkah yang lebih ketat untuk menahan penyebaran virus corona di Singapura dan di seluruh dunia.

Risiko diperparah karena jatuhnya harga minyak dunia. Sebab, 4 persen PDB singapura disumbang oleh industri minyak seperti industri kelautan dan lepas pantai (offshore) serta penyulingan minyak.

Bank sentral sendiri telah melonggarkan kebijakan moneter bulan lalu karena ekonomi menghadapi resesi terburuk dalam sejarah 55 tahun.

Sementara itu, pandemi Covid-19 menyusutkan ekonomi Singapura pada kuartal I 2020, ekonomi anjlok 2,2 persen. Kontraksi tersebut merupakan yang paling dalam sejak krisis keuangan tahun 2009.

Bank sentral bilang, pertumbuhan ekonomi akan terkontraksi lebih dalam pada kuartal II 2020 karena parahnya wabah menghujam mitra dagang utama Singapura. Ekonomi terkontraksi juga disebabkan karena langkah-langkah ketat untuk membatasi pergerakan orang.

Pengangguran juga cenderung meningkat diikuti dengan nominal pembayaran upah yang menurun, merupakan faktor yang berkontribusi menyumbang deflasi harga inti pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 2002.

Asal tahu saja, Singapura memiliki jumlah infeksi terbanyak di Asia. Pemerintah setempat telah memperpanjang masa physical distancing yang mencakup penutupan sebagian besar tempat kerja dan sekolah hingga 1 Juni 2020. Awalnya langkah penanggulangan virus hanya sampai 4 Mei.

Virus corona telah menginfeksi lebih dari 14.000 orang di negara itu dan menewaskan sekitar 14 orang. Secara global, lebih dari 3 juta orang telah terinfeksi, sementara jumlah kematian telah mencapai 210.000 jiwa.

"Meskipun prospek suram, ekonomi belum mengalami arus modal keluar yang signifikan atau tekanan pendanaan yang tidak normal," sebut MAS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com