Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sudah Kucurkan Likuiditas Rp 503,8 Triliun, Mengapa Belum Terasa?

Kompas.com - 29/04/2020, 13:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) telah mengucurkan likuiditas (quantitative easing/QE) sebesar Rp 503,8 triliun.

Yang terbaru, likuditas sebesar Rp 117,8 triliun akan ditambahkan pada awal Mei 2020.

Likuiditas Rp 117,8 triliun itu berasal dari penurunan GWM rupiah 200 bps (2 persen) senilai Rp 102 triliun dan tidak mewajibkan perbankan menambah giro untuk memenuhi rasio intermediasi makroprudensial selama 1 tahun Rp 15,8 triliun.

Baca juga: Lagi, BI Bakal Guyur Rp 117,8 Triliun ke Pasar Keuangan

Lantas kenapa dampaknya belum terasa?

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan bank sentral memang tidak langsung sampai ke sektor riil. Diperlukan kebijakan pendukung seperti kebijakan fiskal dari pemerintah dan otoritas terkait.

"Di sinilah pentingnya kebijakan fiskal karena kebijakan BI tidak bisa langsung ke sektor riil. Selain itu perlu juga kebijakan OJK untuk perbankan merestrukturisasi kredit. Ini harus terkoordinasi dengan baik," kata Perry dalam konferensi video, Rabu (29/4/2020).

Perry pun merinci likuiditas Rp 503,8 triliun yang telah dikucurkan. Selain Rp 117,8 triliun yang bakal terkucur di awal Mei 2020, BI telah menginjeksi Rp 386 triliun sejak Januari-April 2020.

Baca juga: Bank Indonesia Siap Injeksi Tambahan Likuiditas Jika Diperlukan

Dari Rp 386 triliun, Rp 166,2 triliun diperoleh dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder yang dijual oleh asing.

Kemudian dari term repo perbankan termasuk korporasi yang memiliki SBN sejumlah Rp 137,1 triliun. Untuk kebutuhan likuiditas, perbankan bisa melakukan repo ke BI dengan tenor hingga 12 bulan.

"Ketiga dari GWM rupiah yang kami turunkan di Januari dan April Rp 53 triliun dan juga dari swap valas Rp 29,7 triliun. Kalau dijumlah QE dari Januari-April Rp 386 triliun," rinci Perry.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com