Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepakatan Bailout Gagal, CEO WeWork Tuntut Softbank

Kompas.com - 05/05/2020, 20:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Salah satu pendiri WeWork, Adam Neumann mengajukan gugatan terhadap SoftBank Group Corp Jepang dan Vision Fund.

Mengutip Reuters, Selasa (5/5/2020), gugatan diajukan karena Sofbank dianggap menghentikan tawaran tender berupa kesepakatan untuk membeli saham dari karyawan dan para pemegang saham senilai 3 miliar dollar AS.

Adapun tender itu merupakan bagian dari paket penyelamatan (bailout) perusahaan senilai 9,6 miliar dollar AS yang telah disepakati kedua belah pihak (Softback dan WeWork) pada Oktober lalu usai WeWork gagal dalam IPO.

Baca juga: Investasi di Startup Jeblok, Softbank Telan Kerugian Rp 197 Triliun

Saat itu Neumann setuju untuk meninggalkan tampuk direksi dan membuat Softbank mengendalikan penuh perusahaan. Sebagai imbalan, WeWork dapat menjual saham senilai 970 juta dollar AS kepada SoftBank.

Namun tepat pada April lalu, SoftBank menyatakan tidak akan melanjutkan penawaran tender karena beberapa pra-kondisi belum terpenuhi oleh WeWork.

Hal ini membuat frustasi pemegang saham minoritas WeWork, yang mengharapkan pembayaran dari tender. Para investor tersebut termasuk Adam Neumann.

"Pelanggaran yang dilakukan oleh SoftBank dan SBVF (SoftBank Vision Fund) begitu berani sehingga mereka telah mendorong tindakan hukum oleh komite khusus dewan WeWork," kata gugatan yang diajukan di Pengadilan Delaware dikutip Reuters, Selasa (5/5/2020).

Komite khusus independen WeWork, yang terdiri dari Bruce Dunlevie sebagai mitra umum di pemegang saham WeWork, Benchmark Capital, Lew Frankfort, mantan CEO Coach (tas jinjing mewah), juga telah mengajukan tuntutan hukum. Mereka menyebut keputusan SoftBank untuk menghentikan penawaran tender sepenuhnya salah.

Baca juga: Terus Merugi Usai IPO, WeWork Pangkas 2.400 Karyawan

Di sisi lain, pengacara SoftBank mempertanyakan hak komite khusus untuk mewakili pemegang saham minoritas. Namun pertanyaan itu ditolak oleh komite independen WeWork pada bulan lalu.

SBG (SoftBank) dan SBVF (SoftBank Vision Fund) pun menyalahgunakan kendali komite independen atas WeWork.

Kepala Pejabat Hukum SoftBank Rob Townsend menyebut klaim Neumann "tidak layak".

Pasalnya, menurut ketentuan perjanjian, SoftBank tidak berkewajiban untuk menyelesaikan penawaran tender. Dalam hal ini, Neumann sebagai penerima manfaat terbesar, berusaha menjual hampir 1 miliar dollar AS dalam bentuk saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com