Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Mudik, Jumlah Mobil Pribadi yang Diangkut ASDP Anjlok 44 Persen

Kompas.com - 14/05/2020, 13:36 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melaporkan adanya penurunan jumlah penumpang kapal penyeberangan di 7 pelabuhan utama, pada periode Maret-Mei 2020 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal tersebut terjadi diakibatkan adanya larangan mudik yang diterbitkan oleh pemerintah pada akhir April 2020.

Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi mengatakan, penurunan terjadi baik di jumlah penumpang, kendaraan roda empat pribadi, maupun kendaraan roda empat barang.

Baca juga: 2 Minggu Larangan Mudik, Lebih dari 30.000 Kendaraan Diminta Putar Balik

Penurunan paling dalam terjadi di angkutan penyeberangan roda empat pribadi. Pada periode Maret-12 Mei 2020 jumlahnya hanya mencapai 220.004 unit, turun 44 persen dari periode yang sama pada tahun 2019 yang mencapai 395.101 unit.

"Kalau Lebaran biasanya yang ramai roda empat pribadi, di periode yang sama di tahun 2019 itu yang lewat di 7 pelabuhan hampir 400.000, sementara tahun 2020 terlihat hanya 220.000 unit," tutur Ira dalam konferensi pers virtual, Kamis (14/5/2020).

Sementara itu, jika dilihat dari data penumpang, pada Maret-12 Mei 2020, ASDP mengangkut 4,4 juta orang, turun 39 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 7,3 juta orang.

Kemudian, meski pemerintah tidak membatasi operasional kendaraan logistik, penurunan juga terjadi di angkutan roda empat jenis barang.

Ira mencatat terjadi penurunan angkutan roda empat barang sebesar 8 persen, dari 853.130 unit menjadi 783.545 unit pada Maret-12 Mei 2020.

"Turunnya jauh lebih kecil dari seluruh kategori lain. Dugaan kami adalah karena ada produksi atau manufacturing yang turun," tutur Ira.

Baca juga: Akan Ada Aturan Turunan Larangan Mudik, Ini Kata Garuda Indonesia

Adapun total unit kendaraan yang diangkut ASDP pada periode Maret-12 Mei 2020 sebesar 1,3 juta unit, turun 27 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 1,8 juta unit.

Dengan adanya penurunan jumlah penumpang tersebut, Ira memastikan pihaknya akan melakukan efisiensi guna menjaga kesehatan arus keuangan perseroan.

"Efisiensi bermacam-macam. Terutama terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan dana operasi," ucap Ira.

Baca juga: Ini Petunjuk Operasional Moda Transportasi di Tengah Larangan Mudik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com