Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huawei Sikapi Langkah AS yang Hadang Produk Perusahaan

Kompas.com - 18/05/2020, 21:00 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan AS memperpanjang larangan pengiriman produk Huawei yang resmi diumumkan pada 16 Mei 2020 yang lalu.

Menanggapi hal itu, Rotating Chairman Huawei Guo PING mengatakan hal itu akan berdampak pada meruginya industri teknologi global dan tentunya bisnis yang dijalankan Huawei.

"Bisnis kami pasti akan terpengaruh. Kami pasti akan mencoba semua yang kami bisa untuk mencari solusi," ujarnya dalam Huawei’s Annual Analyst Summit yang diselenggarakan secara virtual, Senin (18/5/2020).

Baca juga: Kuartal I 2020, Huawei Raup Pendapatan Rp 400 Triliun

Selain itu Huawei juga mengatakan ketidaksetujuannya akan amandemen yang telah dibuat oleh Departemen Perdagangan AS. Ia berpendapat keputusan ini jelas sewenang-wenangnya sangat merugikan serta berpotensi membuat kekacauan bagi semua industri secara global.

Aturan baru ini juga akan berdampak pada ekspansi, pemeliharaan serta membuat kekacauan bagi industri secara global.

"Dalam jangka panjang, manuver mereka justru akan merusak kepercayaan dan kolaborasi yang selama ini telah terjalin erat di industri semikonduktor global di mana banyak industri lain bergantung terhadapnya. Alih-alih, ini justru akan membuat konflik dan membawa kerugian yang semakin menjadi bagi industri," lanjut dia.

AS telah memanfaatkan kekuatan teknologi mereka untuk menghancurkan perusahaan dari luar negara mereka. Tak disangka, hal ini justru malah akan merusak kepercayaan perusahaan-perusahaan internasional terhadap teknologi dan rantai suplai dari pihak AS.

 

Baca juga: Huawei Ungkap Strategi Bisnis Komputasi, Termasuk Ekosistem Terbuka

"Intinya, tindakan mereka justru akan merugikan AS sendiri," sambungnya.

Atas terbitnya aturan ini, pihak Huawei akan mengambil berbagai langkah komprehensif.

"Kami akan terus mencari solusi-solusi atas permasalahan ini. Kami berharap bahwa pelanggan dan penyuplai kami akan terus berdiri bersama kami sebagai upaya dan kami mampu untuk meminimalisasi dampak adanya aturan diskriminatif ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com