Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Kartu Prakerja Pakai Uang Insentif untuk Kebutuhan Sehari-hari hingga Bayar Utang

Kompas.com - 19/05/2020, 15:22 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan pihaknya telah melakukan survei paska pelatihan kepada peserta penerima manfaat Kartu Prakerja.

Hasil surveri tersebut menunjukkan, sebagian besar peserta menggunakan uang insentif paska-pelatihan yang diberikan pemerintah sebesar Rp 600.000 di bulan pertama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk makan, transportasi, dan kebutuhan lain.

Selain itu, peserta juga menggunakan uang insentif untuk modal usaha hingga untuk mambayar cicilan kredit atau utang.

Baca juga: Desain Awal Kartu Prakerja, Bantuan Pelatihan hingga Rp 7 Juta

"Yang pertama, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari itu 90 persen, kemudian sebanyak 25 persen untuk modal usaha karena sudah banyak yang mulai jualan kue, pudding, dan lain-lain. Kemudian ada juga yang menggunakan uang insentif untuk menabung itu sebanyak 23 persen dan ada juga yang untuk membayar kredit atau utang 16 persen. Ini mereka bisa memilih lebih dari satu (opsi dalam survei)," jelas Denni dalam video conference, Selasa (19/5/2020).

Denni mengatakan, saat ini sudah ada 300.000 orang yang telah mendapatkan kucuran insentif paska pelatihan program Kartu Prakerja sebesar Rp 600.000. Sehingga, total anggaran yang telah digelontorkan untuk insentif sebesar Rp 180 miliar.

Secara lebih rinci Denni menjelaskan hingga gelombang III, terdapat 680.000 orang yang menjadi peserta program Kartu Prakerja. Dari jumlah tersebut, sebanyak sebanyak 530.000 peserta telah melakukan transaksi pembelian insentif dan 350.000 di antaranya telah menuntaskan pelatigannya.

Baca juga: Ruangguru Bantah Telah Terima Rp 3,8 Triliun dari Program Kartu Prakerja

"Sementara itu sebanyak 300.0000 sudah mendapatkan insentif Rp 600.000 per bulan. Di bulan berikutnya, mereka juga akan mendapatkan insentif begitu pula bulan ketiga dan seterusnya insentifnya utuh Rp 600.000 per bulan," jelas Denni.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan setidaknya ada 5,6 juta peserta bisa menerima menfaat dari Kartu Prakerja, dengan anggaran sebesar Rp 20 triliun.

Dari anggaran tersebut, setiap peserta mendapat insentif totalnya sebesar Rp 3.550.000. Adapun rinciaannya, Rp 1 juta untuk biaya pelatihan, Rp 600.000 per orang per bulan untuk insentif pasca pelatihan, yang akan diberikan selama empat bulan atau totalnya mencapai Rp 2,4 juta. Sedangkan sisanya sebesar Rp 150.000 merupakan insentif survei.

Denni mengatakan, dari jumlah orang yang tercatat sebagai peserta Kartu Prakerja, sebanyak 61 persen di antaranya laki-laki dengan 39 persen lainnya perempuan.

Rentang usia peserta Kartu Prakerja mayoritas adalah 18 tahun hingga 34 tahun.

"Sehingga sesuai dengan target grup sejak awal. Untuk tingkat pendidikan mayoritas SMA sederajat," jelas Denni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com