Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Presiden Pesannya Tegas, Kita Evaluasi Dulu PSBB..."

Kompas.com - 23/05/2020, 08:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hanya berupa kajian awal. Kajian itu memang dibuat sebagai sebuah cara berpikir dan persiapan pemerintah.

"Itu kajian sebenarnya. Dan kajian itu melibatkan asosiasi usaha, pakar, dan sebagainya. Kenapa perlu membuat kajian? Supaya keputusan itu diambil berbasis sesuatu yang ilmiah/scientific/empirik," kata Yustinus dalam konferensi video, Jumat (22/5/2020).

Yustinus mengatakan, penerapannya akan kondisional dan ada beberapa syarat yang dipersiapkan. Syaratnya yakni, kurva jumlah orang terinfeksi Covid-19 setiap harinya mendatar, dan mengindikasikan tren penurunan.

Baca juga: Simak Lagi, Ini Syarat Bepergian Naik Kereta Selama PSBB

Selain itu, perlu kedisiplinan warga untuk menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak (physical distancing). Di sisi lain, ekonomi tetap bergerak.

"Karena bagaimana pun kita butuh hidup juga, tapi bagaimana protokol Covid-19 juga bisa diterapkan. Tanggapan itu betul, memang itu dibuat sebagai persiapan," ujarnya.

Adapun saat ini, pemerintah menegaskan belum ada pelonggaran PSBB. Pemerintah masih melakukan evaluasi berdasarkan fakta di lapangan.

"Pak Presiden pesannya tegas, kita evaluasi dulu PSBB, enggak ada inti pelonggaran atau apa dulu. Evaluasi berdasarkan fakta. Bicara apa fakta itu baru kita ambil keputusan dengan skenario-skenario itu. Percayalah pemerintah tengah merumuskan dengan baik," ungkap Yustinus.

Lebih lanjut Yustinus berujar, menjaga jarak pasca lebaran mungkin akan menjadi tantangan yang lebih besar, karena sebagian warga telah terlihat berkeliaran.

"Kalau pasca lebaran ini kita konsisten dan turun akan lebih bagus, tapi kalau tidak konsisten mungkin lebih lama. Ekonomi pulih lebih lama," tukas Yustinus.

Baca juga: Pemerintah Diminta Konsisten dalam Penerapan PSBB

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tengah mempersiapkan skenario menuju The New Normal di tengah pandemi Covid-19.

Airlangga menuturkan, Presiden RI Joko Widodo meminta dibuatkan strategi khusus dan kriteria dalam realisasi the new normal ini. Ke depan, kajian the new normal akan dibahas secara detail dan lengkap sehingga bisa diputuskan oleh Jokowi.

"Dalam beberapa hari ini kami akan kembangkan sistem scoring dari segi etimologi dan kesiapan, baik itu kesiapan daerah maupun kelembagaan," kata Airlangga dalam konferensi video, Senin (18/5/2020).

Adapun kesiapan-kesiapan itu mencakup kapasitas kesehatan tiap daerah, kesiapan sektor publik, tingkat kedisiplinan masyarakat, maupun respons publik terkait cara bekerja dan bersosialisasi di normal baru.

Terkait scoring, pemerintah membuat level tiap daerah. Ada 5 level yang disiapkan, yakni level krisis (daerah belum siap), level parah (daerah belum siap), level susbstansial, level moderat, dan level rendah.

"Nanti setelah teknis daerah dari segi kesehatan dan kesiapan (siap), baru nanti kami akan sampaikan tahapan-tahapan waktu yang tepat sesuai dengan protokol Covid-19. Yang ditegaskan, ini memerlukan kedisiplinan," ungkap dia.

Baca juga: Bappenas: Pemerintah Belum Nyatakan Akan Longgarkan PSBB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com