Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Kembali Gelontorkan Stimulus Rp 13.656 Triliun, Buat Apa Saja?

Kompas.com - 25/05/2020, 11:33 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Jepang akan kembali mengeluarkan paket stimulus senilai 929 miliar dollar AS atau setara Rp 13.656 triliun (asumsi kurs Rp 14.700 per dollar AS) guna meredam dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

Paket ini akan menjadi yang kedua, setelah sebelumnya Jepang telah menggulirkan paket stimulus senilai 1,1 triliun dollar AS pada April lalu.

"Ekonomi Jepang berada dalam kondisi yang sangat parah dan kami harus segera keluar dari situasi ini," ujar Menteri Keuangan Jepang Taro Aso, dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/5/2020).

Baca juga: China Gelontorkan 500 Miliar Dollar AS untuk Stimulus Ekonomi

Lebih lanjut, paket stimulus kedua disiapkan oleh Negera Sakura tersebut untuk menyelamatkan perusahaan terdampak Covid-19.

Melalui paket stimulus yang nilainya setara dengan 100 triliun yen tersebut, Jepang siap menggelontorkan 60 triliun yen untuk memperluas program pinjaman yang ditawarkan lembaga keuangan afiliasi negara dan swasta kepada perusahaan yang terdampak virus.

Kemudian, 27 triliun yen akan disisihkan untuk program bantuan keuangan lainnya, termasuk 15 triliun yen untuk program baru menyuntikkan modal ke perusahaan yang sakit.

Sebagai informasi, perekonomian Jepang telah memasuki fase resesi teknikal setelah dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi-nya berada di level negatif.

Bahkan, analis memperkirakan perekonomian Jepang akan kembali terkontraksi 22 persen pada April-Juni karena krisis kesehatan.

Bank of Japan (BOJ) memperluas stimulus moneter untuk bulan kedua berturut-turut pada April dan berjanji membeli sebanyak mungkin obligasi yang diperlukan untuk menjaga biaya pinjaman tetap nol.

"Kerangka kebijakan kami dapat menjaga tingkat suku bunga jangka panjang dari kenaikan, bahkan jika pemerintah meningkatkan penerbitan obligasi," ujar Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda.

Di bawah kebijakan yang dijuluki yield curve control, BOJ menargetkan suku bunga jangka pendek pada 0,1 persen dan berjanji memandu imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun sekitar 0 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com