Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkebunan Topang Ekonomi Bangka Belitung di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 26/05/2020, 13:21 WIB
Heru Dahnur ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal I 2020 masih positif di tengah merebaknya virus Covid-19 secara global.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal I 2020 sebesar 1,35 persen secara tahunan atau year on year (yoy), dengan nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 18,63 triliun.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal ini lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV 2019 sebesar 3,99 persen (yoy) dan juga lebih rendah dari pertumbuhan kuartal I 2019 sebesar 2,81 persen (yoy).

Baca juga: Libur Lebaran, Kebutuhan Uang Tunai di Babel Capai Rp 1,16 Triliun

Perlambatan ini disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi akibat merebaknya Covid-19.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung Tantan Heroika mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal ini ditopang oleh membaiknya kinerja pertumbuhan ekonomi lapangan usaha pertanian-perkebunan.

"Kinerja ekonomi sektor pertanian tumbuh menguat dari 2,04 persen (yoy) pada triwulan IV 2019 menjadi 5,31 persen (yoy) pada triwulan 1 2020," kata Tantan dalam keterangan tertulis, Senin (25/5/2020).

Dia menuturkan, membaiknya kinerja sektor pertanian didorong oleh masih tingginya produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit seiring dengan masih berlangsungya periode musim panen kelapa sawit pascakemarau panjang yang terjadi pada akhir 2019.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Konsumsi Listrik Rumah Tangga di Babel Naik 10,79 Persen

Pergerakan harga jual TBS juga relatif lebih tinggi dengan harga rata-rata acuan penjualan mencapai Rp 1.741 per kilogram pada kuartal I 2020 setelah pada kuartal sebelumnya hanya mencapai Rp 1.370 per kilogram.

Tingginya harga acuan penjualan TBS tersebut sejalan dengan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang juga meningkat.

Selain ditopang oleh sektor perkebunan, kinerja perikanan tangkap juga masih baik sejalan dengan kondisi cuaca yang mendukung.

Di tengah membaiknya kinerja sektor pertanian, kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan tercatat mengalami pertumbuhan yang semakin menurun sedangkan sektor perdagangan mengalami perlambatan.

Baca juga: Pasokan Listrik Makin Baik, Gubernur Babel Pede Undang Investasi

Kinerja sektor pertambangan terkontraksi sebesar 7,91 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan penurunan yang terjadi pada kuartal sebelumnya sebesar 2,70 persen (yoy).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com