Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Keluhkan Layanan JNE, Ini Kata Pihak Manajemen

Kompas.com - 02/06/2020, 19:06 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini netizen di media sosial Instagram @Jne_id banyak yang mengeluhkan akan layanan transaksi pengiriman JNE yang dinilai cukup lambat.

Tak sedikit dari mereka mengeluhkan barang-barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan jadwal pengiriman yang seharusnya.

Misalnya saja akun yang bernama @alfarizki247 mengatakan paket yang dipesan jauh sebelum Lebaran tiba, hingga saat ini tidak sampai. Padahal status pengiriman barang sudah berada di kurir JNE sejak tanggal 22 Mei 2020.

Baca juga: Selama Ramadhan, JNE Targetkan Jumlah Transaksi Naik 30 Persen

Menanggapi hal itu Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengatakan hal ini terjadi akibat dampak Covid-19 yang membuat banyak perubahan dan secara tidak langsung juga berimbas pada sektor logistik.

"Misalnya saja dengan adanya penutupan beberapa bandara dan adanya pengurangan penerbangan komersil mempengaruhi proses pengiriman kita, padahal layanan dari bandara lah yang biasanya menjadi andalan JNE," ujarnya dalam pressconference Obrolan Siaga secara virtual, Selasa (2/6/2020).

Dengan begitu, lanjut dia, pihak JNE tidak bisa memenuhi Service Level Agreement (SLA) terhadap konsumen JNE.

Selain itu, kata dia, yang menjadi penghambat di lapangan adalah adanya penerapan cek poin di perbatasan wilayah.

"Banyak kendaraan-kendaraan sipil yang diperiksa, dan JNE tergabung dalam pemeriksaan itu. Tentu akibatnya kami harus ikut mengantre, ini jugalah yang menjadi salah satu kendala di kita," kata dia.

Walaupun demikian, Feriadi menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan pelayanananya agar dapat melayani kebutuhan masyarakat dalam mengirimkan barang-barang logistik di tengah pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com